PENGERTIAN I'RAB DAN PEMBAGIANNYA
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Bimbingan Membaca Kitab
Dosen Pembimbing:
Mustofa Bisri, M. Pd.I
Disusun oleh;
Chabib Rochmatulloh
Muhammad Nurhadi Al
Firdaus
Maryanto
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA
NGLAWAK-KERTOSONO
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Membaca Kitab (BMK) tentang
Pengertian I'rab dan Pembagiannya dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Kami mengakui bahwa kami hanyalah
manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna begitu pula dengan makalah ini.
Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam penulisan makalah
ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan yang kami miliki.
Dengan menyelesaikan makalah ini
kami berharap dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan adanya
makalah ini dapat membantu kita dalam memahami Pengertian I'rab dan
Pembagiannya
Kediri,
27 Desember 2016
Penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa Arab
mempunyai kaidah-kaidah tersendiri di dalam mengungkapkan atau menuliskan
sesuatu hal, baik berupa komunikasi atau informasi. Terutama dalam memahami ilmu agama yang mana
bersumber dari al Qur’an dan al-Hadist.
Nahwu
merupakan salah satu cabang dari sekian cabang disiplin ilmu yang wajib
dipelajari apabila seseorang ingin menguasai al Qur'an maupun al Hadits yang
notabene berbahasa Arab. Ilmu nahwu dan ilmu sharaf menjadi cabang ilmu yang
tak terpisahkan dari Bahasa Arab. Akan tetapi, tidak semua orang dapat memahami
ilmu nahwu dengan baik. Banyak pembahasan dalam ilmu nahwu yang dapat dikatakan
lebih sulit dipahami dari pada pembahasan yang lain, seperti: pembahasan
mengenai bab i’rab. Hal ini karena hampir setiap kata dalam Bahasa Arab
memiliki “I’rab”, dan setiap I’rab memiliki pembagian masing – masing.
Namun
ketika manusia itu mau berusaha, maka Allah akan memberinya kemudahan.
Berdasarkan firman Alloh:
وَالَّذِينَ
جاهَدُوا فِينا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
. سورة الْعَنْكَبُوتِ: 69
Dan orang-orang
yang mempersungguh didalam mencari keridhaan-Ku (Allah), benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.. (QS. al-Ankabut: 69).[1]
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari I'rab?
2.
Apa saja pembagian I'rab?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian I'rab
2.
Untuk mengetahui pembagian I'rab
PEMBAHASAN
A. Pengertian I'rab
Kata I’rab
(إعراب) secara bahasa memiliki arti “baris” atau
juga “harakat”, Kata i’rab ada juga yang mengatakan berasa dari
bahasa arab yang mempunyai arti perubahan, sedangkan menurut professor doktor sarjana ahli nahwu
yaitu perubahan yang terjadi pada ahir kata yang di sebabkan oleh perbedaan amil
yang masuk, baik berupa lafadz atau taqdirnya. Sedangkan bina’ itu
merupakan kebalikan dari i’rab yang masing-masing keduanya memiliki
karekteristik yang sangat berbeda-beda.[2]
Adapaun pengertian i’rab menurut ilmu nahwu yaitu :
تَغْيِيرُ اَوَاخِرِ الكَلِمِ لِاخْتِلَافِ العَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ
عَلَيهَا لَفْظًا اَوْ تَقْدِيرًا
Artinya: berubahnya (harokat)
akhir suatu kalimat yang disebabkan adanya perbedaan ‘amil (yang memerintah)
yang menempel pada kalimat tersebut, baik dalam segi lafadznya atau pun
kira-kiranya.[3]
Adapun kalimat yang suka berubah-ubah akhirnya itu dinamakan
“Mu’rab”. Kalimah
mu’rab adalah kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya.[4] Jadi
jika suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan pada
akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya kalimah
مِنَ الْمَسْجِدِ , disini terjadi perubahan
harakat akhir pada kalimah isim الْمَسْجِدِ, karena pada awalnya
kalimah itu harakat akhirnya di baca
dhommah tapi karena ke
masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah
atau majrur.
Penjelasan:
1. Pengertian lafadz Tagyir (تَغْيِيرُ )
Maksudnya
berubah dalam I'rabnya, yaitu berubah dzat ataupun sifatnya
a.
Perubahan
Dzat, yaitu mengganti huruf dengan huruf yang lain
1)
Perubahan
dzat haqiqot
لِيُنْفِقْ
ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ . ... سورة الطَّلَاقِ:7
Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS. at Thalaq: 7)
وَإِذَا
قُلْتُمْ فَاعْدِلُواْ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى. ... سورة الأنعام: 152
Dan
apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah
kerabat(mu).(QS. al An'am: 152)
2)
Perubahan dzat
hukman (dalam hukumnya)
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ
تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ . سورة البقرة: 24
Maka
jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka. (QS. al Baqarah: 24)
Contoh ini
dalam lafadznya tidak berubah namun dalam
hukumnya berubah.
b.
Perubahan
sifat
Yaitu
mengganti harokat dengan harokat yang lain. Perubahan ini dibagi dua, yaitu:
1)
Perubahan
sifat haqiqot
Seperti
dalam jama' muannas salim yang rofa' dan nashob
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذا جاءَكُمُ الْمُؤْمِناتُ مُهاجِراتٍ. ... سورة
الْمُمْتَحنَة: 10
Hai
orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan
yang beriman…(QS. al
Mumtahanah: 10)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِناتِ ثُمَّ
طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ ... سورة الْأَحْزَابِ: 49
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya. …(QS. al Ahzab: 49)
2)
Perubahan
sifat hukman
Seperti
dalam jama' muannas salim yang nashob dan jar
وَمَنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا أَنْ يَنْكِحَ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ فَمِنْ
مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ مِنْ فَتَيَاتِكُمُ الْمُؤْمِنَاتِ... سورة
النساء: 25
Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki.…(QS. an Nisa': 25)
2. Pengertian akhir kalimah (أَوَاخِرِ الْكَلِمِ )
Dalam
hal ini yang dimaksud akhir kalimat itu terbagi dua, yaitu:
a.
Akhir kalimat haqiqot
وَإِن كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ
كَلاَلَةً... سورة النساء: 12
Jika
seseorang laki-laki mati, dalam keadaan kalalah (tidak meninggalkan ayah dan
tidak meninggalkan anak)… (QS. An Nisa':
12)
أَوَعَجِبْتُمْ
أَنْ جاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ...
سورة الأعراف: 69
Apakah
kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu
yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan
kepadamu? (QS. al A'raf: 69)
b.
Akhir kalimah yang hukman (dalam hukumnya)
Yaitu perubahan huruf yang menempati
huruf akhir. Seperti dalam af'alul khomsah berikut ini
لَبِئْسَ مَا كانُوا يَفْعَلُونَ
. سورة الْمَائِدَةِ: 79
Sesungguhnya
amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. al Maidah:79)
لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ
يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا
فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.
سورة ال عمران: 188
Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang
gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji
terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa
mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (QS. Ali Imran: 188)
Dalam contoh ini I'robnya adalah
tetapnya nun atau membuangnya, sedang nun bukan akhir kalimah, tetapi huruf
yang menempati akhir, dikarenakan fa'ilnya berupa dlomir, maka nun dianggap
/dihukumi sebagai akhir kalimah.
3. Pengertian amil (العَوَامِلِ )
Yaitu sesuatu (yang diucapkan,
dikira-kirakan atau bersifat makna) yang bisa menghasilkan makna (seperti makna
failiyah, maf uliyah dan idlofah) yang menuntut pada I'rob. Contoh:
وَقُلْ جَآءَ
الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا. سورة الإسراء:
81
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah
lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. al Isra': 81)
Lafadz جَآءَ dalam susunan جَآءَ
الْحَقُّ
bisa menghasilkan makna fa'iliyah, karena lafadz الْحَقُّ menjadi
fail yang diisnadkan pada lafadz جَآءَ yang sekaligus menuntut pada failnya untuk
dibaca Rofa'.
Asalnya amil adalah kalimah fiil,
dikarenakan amil bisa beramal karena membutuhkan pada perkara lain, sedangkan
fiil itu lebih membutuhkan pada yang lain, dikarenakan menunjukkan makna hadas
(pekerjaan) yang membutuhkan pelaku, zaman, tempat dan sebab.
4. Pengertian perubahan Lafdz atau Taqdir ( لَفْظًا أَوْ تَقْدِيْرًا )
a.
Perubahan lafadz
Yaitu perubahan dalam ucapannya,
bisa dirasakan, didengar dan dilihat dalam tulisannya.
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ
الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا. سورة الجن:
6
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. al Jin:
6)
b.
Perubahan taqdir
Yaitu perubahan yang dikira-kirakan,
tidak bisa diucapkan, dirasakan, didengar, dan dilihat dalam tulisannya.
وَمَن
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ
غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ. ... سورة النساء: 115
Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,…
(QS. an Nisa': 115)
وَإِن
تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لاَ يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاء عَلَيْكُمْ
أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنتُمْ صَامِتُونَ. سورة الأعراف: 193
Dan
jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk
kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja
(hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu herdiam diri. (QS al A'raf: 193)
Jadi, i’rab penekanannya
adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab masuknya amil-amil
(bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya.
B. Pembagian i'rob
وَأَقْسَامُهُ أَرْبَعَة:
رَفْعٌ، وَنَصْبٌ، وَخَفْضٌ، وَجَزْمٌ.
فللأسماءِ مِنْ ذَلكَ الرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالخَفْضُ، وَلا جَزْمَ فيها.
وللأفعال مِنْ ذَلكَ الرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالجَزْمُ، وَلا خَفْضَ فيها.
رَفْعٌ، وَنَصْبٌ، وَخَفْضٌ، وَجَزْمٌ.
فللأسماءِ مِنْ ذَلكَ الرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالخَفْضُ، وَلا جَزْمَ فيها.
وللأفعال مِنْ ذَلكَ الرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالجَزْمُ، وَلا خَفْضَ فيها.
I'rob dibagi menjadi 4, yaitu: rofa', nashob, khofdl dan
jazm, yang bisa masuk pada kalimah isim adalah rofa', nashob dan khofdl, tidak
ada jazm didalam isim yang bisa masuk pada kalimah fiil yaitu rofa', nashob dan
jazm, tidak ada khofdl di dalam fiil.[5]
1. Rofa'
Yaitu perubahan yang khusus, yang
ditandai dengan dlomah atau yang menggantinya. Dinamakan rofa' (yang secara
bahasa artinya luhur), karena terangkatnya dua bibir krtika mengucap dlomah.
I'rob bisa masuk pada kalimah isim dan fiil.
إِذْ
قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ... سورة يوسف: 2
Waktu itu Yusuf berkata pada bapaknya…(QS. Yusuf: 2)
يُدَبِّرُ
الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى
الْأَرْضِ... سورة السجدة: 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi…(QS. as
Sajdah:5)
2. Nashob
Yaitu perubahan yang khusus, yang
ditandai dengan fathah atau yang menggantinya. Dinamakan nashob (yang secara
bahasa artinya rata / istiqomah), dikarenakan ratanya bibir ketika mengucap
fathah, I'rob nashob bisa masuk pada kalimah isim dan fiil.
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ
عَظِيمٌ . سورة لقمان: 13 .
Sesungguhnya
syirik itu penganiayaan yang besar. (QS. Luqman:
13)
قَالُوا لَنْ
نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّىٰ يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَىٰ. سورة طه:
91
Mereka
menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa
kembali kepada kami". (QS. Taha: 91)
3. Khofdl
Yaitu perubahan yang tertentu, yang
ditandai dengan kasroh atau yang menggantinya. Dinamakan dengan khofdl (yang
secara bahasa artinya turun), karena turunnya bibir ketika mengucap kasroh.
I'rob khofdl hanya ditentukan masuk pada kalimat isim supaya menjadi ta'adul
(keseimbangan), dikarenakan khofdl (kasroh) itu berat, dan isim itu ringan,
karena isim itu basid (makna yang ditunjukkan tidak rangkap) hanya menunjukkan
pada makna tanpa disertai zaman.
وَرَأَيْتَ
النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْواجاً. سورة النصر: 2
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (QS. an Nashr:
2)
4. Jazm
Yaitu perubahan yang tertentu yang
ditandai dengan sukun atau yang menggantinya. Dinamakan dengan jazm (yang
secara bahasa artinya putusnya harokat), karena putusnya harokat ketika
mengucapkan sukun. I'rob jazm hanya tertentu masuk pada kalimah fiil, supaya
terjadi ta'adul (keseimbangan), karena ringannya jazm (berupa sukun) dan
beratnya fiil karena menunjukkan arti yang rangkap, yaitu makna dan zaman.
يَا
بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ. سورة لقمان: 13
"Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, (QS. Luqman:
13)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I'rab ialah
perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara
lafazh ataupun secara perkiraan. Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap
akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan
itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
I'rab terbagi
menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab khafadh dan I'rab jazm.
Tanda i’rab rafa’ yaitu dhammah, wawu, alif dan nun. Tanda I’rab Nasab yaitu fathah, alif, kasrah, ya', membuang nun. Tanda i’rab khafadh yaitu kasroh, ya, dan fathah. Dan tanda i’rab jazm yaitu,
sukun dan membuang huruf ‘illat atau nun tanda rafa’.
B. Saran
Dasar hokum islam adalah al Qur'an dan al Hadist yang semuanya
berbahasa arab. Bahasa arab akan dapat dipahami ketika memahami kaidah-kaidah
bahasa arab yaitu ilmu nahwu shorof yang didalamnya adalah I'rab. Maka dengan
makalah ini semoga dapat menjadi referensi awal didalam mempelajari nahwu
terutama bab I'rab.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid
Kode Angka, Banten: Kalim. tt.
Ibnu Malik. Alfiyah Ibnu Malik. Ter. Ah. Syafi’ ‘Ali. Terjemah Alfiah Ibnu Malik Lamongan:
Pon-Pes TABAHn. 1999.
Nur Ichwan, Mohammad. Memahami Bahasa al-Qur’an. Yogyakarta: Celaban Timur. 2002
Shofwan, M. Sholihuddin. Mabadi' An-Nahwiyah. Jombang: Darul Hikmah, 1999.
Syamilah, Abdurrohman bin Abdirrohman. Syarah Matan
al Jurumiyah. Riyad: Daru Thibah. 1233
[1] Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid
Kode Angka, (Banten: Kalim), 405.
[3] Abdurrohman bin Abdirrohman Syamilah, Syarah Matan al Jurumiyah,
(Riyad: Daru Thibah, 1233), 24-25
[4] Ibnu Malik, Alfiyah Ibnu Malik, Ter,
Ah. Syafi’ ‘Ali, Terjemah Alfiah Ibnu Malik, (Lamongan: Pon-Pes TABAHn
1999), 20