Sabtu, 19 November 2016

Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Media Pembelajaran PAI
:Dosen Pembimbing
Zainal Arifin, M.Pd.I

Disusun oleh;
Chabib Rochmatulloh
Achmad Subandi
Mariyanto
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA
NGLAWAK-KERTOSONO
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam penulisan makalah ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan yang kami miliki.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami berharap makalah tentang Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami seputar Media pembelajaran dan memanfaatkannya dalam pengajaran.
Kediri, 10 Oktober 2016
                                                                                                                          Penyusun.

DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses humanisasi yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi, serta berfungsi dalam bingkai kultur dengan konstruksinya yang kompleks. Oleh sebab itu, unsur-unsur pendidikan dipengaruhi oleh berbagai kondisi sosial, faktor lingkungan, pengalaman kemanusiaan, dan orientasi kefilsafatan.
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ. رواه ابو داود
(Nabi Saw. Bersabda) Seseorang itu atas agama teman dekatnya. Maka, perhatikan olehmu siapa yang menjadi teman dekatnya". (HR. Abu Dawud)[1]

Pendidikan tidak diukur hanya dari hasilnya saja, tetapi juga dari proses, hubungan dan interaksinya. Pendidikan merupakan proses dinamis yang hasil-hasilnya sangat dipengaruhi oleh berbagai hubungan yang masuk kepadanya dan interaksi yang terjadi di antara unsur-unsurnnya.
Dengan demikian, berarti pendidikan dan proses pembelajaran khususnya, tidak cukup hanya dilakukan di dalam kelas untuk dapat memahami berbagai aspek kehidupan manusia. Karena banyak hal yang tidak dapat secara langsung dipelajari dari dalam kelas, dan dijelaskan oleh guru dengan penjelasan secara verbal. Untuk itu, perlu menggunakan berbagai sumber guna memberikan penjelasan yang lebih konkrit dan mendekati keadaan yang sebenarnya. Media pembelajaran yang demikian, di antaranya adalah media lingkungan.
Terkait dengan lingkungan ini, Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar berjalan dibumi dan memperhatikan hal ikhwal disekelilingnya untuk dijadikan i’tibar atau cermin dalam kehidupan . hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Al-An’am ayat 11 yang berbunyi:
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ. سورة الأنعام: 11

Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu". (QS. al-An'am: 11)[2]
عَن أبي ذَر قَالَ: قَالَ رَسُول الله ﷺ: تَفَكَّرُوا فِي خلق الله وَلَا تَفَكَّرُوا فِي الله فَتَهْلكُوا. رواه أَبُو الشَّيْخ
Dari Abi Dar, Rasulullah saw. Bersabda: "Berfikirlah kalian didalam ciptaan Allah dan janganlah kalian berfikir tentang dzat Allah maka kalian akan rusak". (HR. Abu Syaikh)[3]

Berdasarkan hal di atas, maka di dalam makalah ini akan membahas banyak hal tentang lingkungan sebagai sumber belajar. Seperti pengertian lingkungan itu sendiri, tujuan lingkungan sebagai sumber belajar, jenis – jenis lingkungan belajar, teknik menggunakan lingkungan, langkah dan prosedur penggunaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari lingkungan?
2. Apa saja jenis lingkungan belajar?
3. Bagaimana teknik menggunakan lingkungan?
4. Bagaimana langkah dan prosedur penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar?
5. Apa kelemahan dan kelebihan lingkungan sebagai sumber belajar?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari lingkungan.
2. Untuk mengetahui jenis lingkungan belajar.
3. Untuk memahami teknik menggunkan lingkungan.
4. Untuk memahami langkah dan prosedur penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan lingkungan sebagai sumber belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan

Lingkungan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan anak.
قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ ، أَوْ ثَوْبَكَ ، أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً. رواه البخاري
Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan perapian tukang besi, mau tidak mau akan kamu dapati dari penjual minyak wangi itu, boleh jadi kamu membelinya atau mencium bau harumnya, sedangkan perapian tukang besi (bisa) membakar badanmu atau pakaianmu, atau kamu mencium bau busuknya". (HR. Bukhari)[4]

Pengertian lingkungan menurut Sartain (ahli pisikolog Amerika) yang dimaksud dengan lingkungan yaitu meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan atau life processes. [5]

Pengertian lingkungan menurut Zakiah Darajat mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal adat istiadat, pengetahuan pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alamkehidupan yang senantiasa berkembang, ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.[6]

Menurut Hamalik, lingkungan adalah segala sesuatu yang yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung [7].

Sedangkan menurut Supardi, Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. [8]
Jadi, lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنا عَلَيْهِمْ بَرَكاتٍ مِنَ السَّماءِ وَالْأَرْضِ. الأعراف: 96
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, ". (QS. al-A'raf: 96).[9]

B. Jenis Lingkungan Belajar

Kondisi lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap proses dan hasil belajar. S ehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi lingkungan, lingkungan ini dapat di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan social. Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembapan, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan social adalah yang berkaitan dengan interaksi manusia. Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan siswa di lapangan. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.[10]
 
عَنِ النَّبِىِّ ﷺ قَالَ : إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا كَانَ مُخَالِطًا النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ الْمُسْلِمِ الَّذِى لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ .رواه الترمذي

Dari Nabi Saw. Bersabda: "Orang muslim yang apabila bercampur dengan manusia dan sabar atas penderitaan yang dilakukan mereka lebih baik daripada orang muslim yang tidak bercampur dengan manusia dan tidak sabar atas penderitaan yang dilakukan mereka (kepadanya)". (HR. Tirmidzi) [11]

Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan. [12] Sedangkan menurut Indra Djati Sidi, Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan.[13] Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan belajar perlu di tata semestinya
Menurut Hamalik, Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.[14] Lingkungan belajar/ pembelajaran/ pendidikan terdiri dari:
1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.
2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
4. Lingkungan kultrur mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termaksuk sistem nilai, norma dan adat kebiasaan.

Slameto mengemukakan bahwa lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.[15]
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجارَةُ عَلَيْها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ .سورة التَّحْرِيمِ: 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu (dari) api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia (yang kafir) dan batu (yang disembah), yang diatasnya ada malaikat-malaikat yang kasar lagi keras yang mereka tidak mendurhakai Allah (terhadap) apa yang telah Dia perintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. (QS. al-Tahrim: 6)[16]
 
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيها بِالْغُدُوِّ وَالْآصالِ, جَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ .سورة النُّورِ: 36-37

"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya , pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak oleh jual beli dari mengingati Allah, dan mendirikan sembahyang, dan membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hati dan penglihatan menjadi goncang". (QS an-Nur: 36-37)[17]
 
أَنَّ النَّبِىَّ ﷺ قَالَ :لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَقَاطَعُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا.رواه مسلم
Sesungguhnya Nabi Saw bersabda: " Janganlah saling menghasud, janganlah saling marah , janganlah saling memutus , jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara ". (HR. Muslim)[18].

Menurut Sudjana, Lingkungan masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis lingkungan belajar, yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan [19] :

1. Lingkungan sosial

Lingkungan social sebagai sumber belajar ini berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat. Seperti organisasi social, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama, dan system nilai. Lingkungan social ini biasanya digunakan untuk mempelajari ilmu – ilmu social dan kemanusiaan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثى وَجَعَلْناكُمْ شُعُوباً وَقَبائِلَ لِتَعارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقاكُمْ .سورة الْحُجُرَاتِ: 13

"Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seseorang laki-laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. al-Hujurat: 13)[20]

2. Lingkungan alam

Lingkungan alam ini berkaitan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah , seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, dan sumber daya alam. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَوَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ. سورة البقرة: 164

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al Baqarah: 164)[21]

3. Lingkungan buatan

Selain lingkungan social dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan, yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibuat oleh manusia untuk tujuan – tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan ini terdiri dari irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ. سورة الأعراف: 56

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. al-A’raf: 56)[22]

Adapun Aqib mengemukakan bahwa lingkungan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.[23] Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, susana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan sekolah terdiri dari cara penyajian yang tidak menarik, hubungan guru dengan murid, hubungan anak dengan anak, bahan pelajaran yang terlalu tinggi, alat-alat belajar disekolah, jam-jam pelajaran yang kurang baik. Lingkungan masyarakat yang terdiri dari mass media, teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan corak kehidupan tetangga.

Sedangkan menurut Syah, lingkungan belajar sebagai faktor eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, [24] yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah adalah seluruh warga sekolah, baik itu guru, karyawan maupun teman-teman sekelas, dan semua dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial siswa di rumah antara lain masyarakat, tetangga dan juga teman-teman bergaul siswa dirumah yang mempunyai andil cukup besar dalam mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan sosial yang dominan dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian setiap manusia.

2. Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial siswa yang berpengaruh terhadap belajarnya diantaranya adalah gedung sekolah dan letaknya, ruang tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, keadaan belajar dan waktu belajar siswa, dan mass media. Adapun yang termaksud dalam mass media adalah bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah, buku-buku, dan sebaginya. Diantara mass media tersebut yang berpengaruh besar terhadap belajar anak adalah televisi.

Jelasnya, proses pembelajaran bisa berlangsung pada banyak lingkungan yang berbeda, tidak hanya terikat pada ruang kelas akan tetapi bisa pada lingkungan umum seperti masjid, museum, lapangan dan juga bisa berlangsung di sarana dan prasarana sekolahan. [25]

Dengan demikian, Lingkungan belajar adalah lingkungan yang berfungsi untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip, dan konsep yang dipelajari dalam bidang study dan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa, baik dari lingkungan sosial maupun non sosial, internal maupun eksternal.
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ . سورة الشعراء: 7

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan dibumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. Asy-Syuara': 7)[26]
 
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا. سورة الفرقان: 20

"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar? dan adalah Tuhanmu maha Melihat". (QS. al-Furqon: 20).[27]

C. Teknik Menggunakan Lingkungan

Dalam memanfaatkan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik – tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu sebagai berikut [28]:

1. Survey

Yaitu siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan mengamati proses social, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain – lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain – lain. Lalu, hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran yang dapat digunakan untuk survey diutamakan bidang study ilmu social dan kemasyarakatan.
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَماواتٍ طِباقاً مَا تَرى فِي خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرى مِنْ فُطُورٍ . سورة الْمُلْكِ: 3

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. al-Mulk: 3)[29]

2. Kamping atau berkemah

Kegiatan berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain – lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَرَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِىِّ خِبَاءَهُ عَلَى قَبْرٍ وَهُوَ لاَ يَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا فَأَتَى النَّبِىَّ ﷺ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى ضَرَبْتُ خِبَائِى عَلَى قَبْرٍ وَأَنَا لاَ أَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ :هِىَ الْمَانِعَةُ هِىَ الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. رواه الترمذي فضل سورة الملك

Ibnu Abbas menceritakan: “Pernah suatu ketika para sahabat berkemah di atas kuburan. Mereka sebenarnya tidak menyangka tempat itu adalah kuburan, Setelah beberapa saat ketika berada di dalam kemah, mereka tiba-tiba terdengar suara orang membaca Surah Al Mulk dari awal hingga akhir ayatnya, Suara itu datangnya dari dalam tanah. Baru tahulah mereka sebenarnya mereka sedang berkemah di atas kuburan. Kemudian hal itu diadukan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lalu baginda bersabda yang bermaksud: “Surat Al-Mulk adalah surat pelepasan karena ia menghindar pembacanya dari azab neraka.” (HR. Tirmidzi)[30]

3. Field trip atau karyawisata

Karyawista adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran, misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ مَرِضْتُ مَرَضًا فَأَتَانِي النَّبِيُّ يَعُودُنِي ، وَأَبُو بَكْرٍ وَهُمَا مَاشِيَانِ فَوَجَدَانِي أُغْمِيَ عَلَيَّ فَتَوَضَّأَ النَّبِيُّ ﷺ ثُمَّ صَبَّ وَضُوءَهُ عَلَيَّ فَأَفَقْتُ فَإِذَا النَّبِيُّ ﷺ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ أَصْنَعُ فِي مَالِي كَيْفَ أَقْضِي فِي مَالِي فَلَمْ يُجِبْنِي بِشَيْءٍ حَتَّى نَزَلَتْ آيَةُ الْمِيرَاثِ.رواه اليخاري

dari Ibnu Al Munkadir dia mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu ‘anhuma berkata; Aku pernah menderita sakit, lalu Nabi Saw dan Abu Bakar datang menjengukku dengan berjalan kaki, ketika beliau menemuiku ternyata aku sedang pingsan, maka beliau berwudlu’ dan memercikkan sisa air wudlu’nya kepadaku, aku pun tersadar, ternyata Nabi Saw sudah berada di depanku, lalu aku berkata; “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya aku mengurus harta bendaku, bagaimana caranya aku memutuskan terhadap harta bendaku?” beliau tetap tidak menjawab sampai turun ayat tentang harta warisan.” (HR. Bukhari)[31].

4. Praktik lapangan

Praktik lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan lain- lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah – sekolah kejuruan.
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ. سورة البقرة: 31

Dan telah diajarkan Nya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman: Beritakanlah kepada Ku nama-nama itu semua, jika kamu adalah makhluk-makhluk yang benar. (QS. al-Baqarah: 31).[32]

5. Mengundang nara sumber

Teknik kelima ini berbeda dengan teknik – teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Dan kriteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatan atau kedudukannya.
فَجاءَتْهُ إِحْداهُما تَمْشِي عَلَى اسْتِحْياءٍ قالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنا فَلَمَّا جاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ. سورة القصص: 25

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu`aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu`aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu". (QS. al-Qoshos: 25)[33]

6. Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat

Cara ini dapat dilakukan, apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama – sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masayarakat setempat. Bagi siswa bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat itu sendiri.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلى عالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِما كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ .سورة التَّوْبَةِ: 105

“dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Taubah: 105)[34]

D. Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan Belajar

Memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ ما قَدَّمَتْ لِغَدٍ .سورة الْحَشْرِ: 18

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok". (QS. al-Hasr: 18)[35]

Maka dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sumber belajar, sebagai berikut [36]:

1. Langkah persiapan

Langkah – langkah yang harus ditempuh pada persiapan diantaranya:
a. Menentukan tujuan belajar yang berhubungan dengan pembahasan bidang study tertentu.
b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
f. Persiapan tersebut dibuat guru dan siswa pada waktu belajar bidang study yang bersangkutan, atau dalam program akhir semester.

2. Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan siswa melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini diawalai dengan penjelasan petugas mengenai objek yang akan dipelajari. Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat bertanya untuk menghemat waktu, dan mencatat hal – hal yang penting. Setelah itu, siswa dibimbing oleh petugas untuk melihat dan mengamati objek yang akan dipelajari. Dalam proses ini, petugas menjelaskan proses kerja, mekanismenya, dan hal – hal yang lain. Lalu, siswa dapat berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan hasil catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.

Di akhir kunjungan, guru dan para siswa mengucapkan terima kasih kepada petugas atau pimpinan obyek tersebut. Bagi obyek kunjungan yang sifatnya tidak memerlukan petugas, para siswa dapat langsung bisa melihat dan mengamati objek, serta langsung bisa mewawancarai nara sumber.

3. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar “pelaksanaan” di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil – hasil dari pengamatan untuk dibahas bersama. Selain itu, guru juga dapat meminta para siswa untuk menyampaikan kesan – kesannya dari kegiatan belajar tersebut.
Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap dan ilmiah.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar, kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya. Proses pengajaran yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً ثُمَّ اسْتَوى إِلَى السَّماءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَماواتٍ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ . سورة البقرة: 29

Dialah (Allah), yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 29)[37]

Dalam upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan lokal pendekatan lingkungan mutlak diperlukan, sehingga lingkungan di sekitarnya benar – benar menjadi tujuan dan sumber belajar para siswa dalam proses pendidiksn dan pengajaran.

E. Kelemahan dan Kelebihan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar .
 
Sejauh manakah seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi keadaan-keadaan itu tidak selamanya bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif perkembangan seseorang, karena bisa saja malah merusak perkembangannya.[38]
 
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. سورة الرُّومِ:41

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia , Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" . (QS: Ar Ruum: 41)[39]

Sehingga pemanfaatan lingkungan sebagai media belajarpun juga terdapat kelemahan disamping juga masih banyak kelebihannya

1. Kelemahan lingkungan sebagai sumber belajar ini sering terjadi dalam teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar.misalnya [40]:

a. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan, sehingga ada kesan main – main.
b. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
c. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.

2. Kelebihan dari lingkungan sebagai sumber belajar cukup banyak, antara lain :

a. Kegiatan belajar menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna, karena siswa dihadapakan langsung dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Bahan – bahan yang dipelajari lebih banyak dan factual, sehingga kebenaran lebih akurat.
d. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensip dan lebih aktif.
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya, karena lingkungan yang dipelajari bisa beranekaragam.
f. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek – aspek kehidupan yang ada di lingkungan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan adalah suatu tempat atau benda yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati yang mempengaruhi tingkah laku manusia sehingga tercipta suatu budaya.
Ada bermacam-macam lingkungan belajar, diantaranya lingkungan social, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Yang kesemuanya dapat digunakan untuk memperkaya wawasan pengetahuan bagi peserta didik dari aspek materi, prinsip, maupun konsep pembelajaran.
Teknik didalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu melalui survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktik lapangan, nara sumber, dan pelayanan pada masyarakat melalui praktek dilapangan.
Supaya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat berhasil secara maksimal. Maka perlu dipersiapkan secara matang melalui tiga tahapan kegiatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Adapun kelemahan dari pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini sering terjadi dalam teknis pelaksanaan dalam hal waktu maupun kegiatan pembelajaran. Disamping itu kelebihan dari pemanfaatan lingkungan sebagai pembelajaran ini juga banyak, diantaranya: pembelajaran dapat lebih menarik, bermakna sehinga menjadikan peserta didik lebih aktif karena sumber belajar yang lebih luas.

B. Saran

 
Dengan adanya makalah ini semoga dapat dijadikan referensi bagi para insan pendidikan untuk mengoptimalkan lingkungan sebagai media pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad, Abu Muhammad. tt. Kitab Adzma. Riyad: Dar al-Shimah
Abu Abdirrahman. 1930. Sunan an- Nasa’i. Maktabah Bait al-Rahmah.
Al-Tirmidz, Abu ‘Isa. 2005. Sunan at-Tirmidzi, Jilid 4 .Bairut-Lebanon: Dar al-Fikr.
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan. Cendekia.
Dalyono , 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Daradjad, Zakiah dkk. 1995. Ilmu pendidikan Islam, cet. III. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid Kode Angka, Banten: Kalim.
Hamalik , Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.
Hasbullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, cet. II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad Bin Ismail. 1993. Shohih Bukhari. Dar Ibnu Kastir.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Muslim bin al-Hajaj. 1954. Sahih Muslim Syarah An-Nawawi. Maktabah Dahlan Indonesia.
Saroni, Muhammad. 2006. Manajemen Sekolah: Kiat menjadi Pendidik yang Kompeten. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Sharon, E. Samal, Dino dkk, Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar Jakarta: Kencana.
Sidi, Indra Djati. 2005. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.
Slameto . 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sulaiman Bin al- Asy’ats. 1994. Sunan Abu Dawud. Bairut-Lebanon: Dar al Fikr.
Supardi , Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Pelestariannya , Bandung: Alumni.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.


[1] Sulaiaman bin al- Asy’ats, Sunan Abi Dawud, Jilid 4 (Bairut- Lebanon: Dar al-Fikr, 1994). 259.
[2] Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid Kode Angka, (Banten: Kalim), 130.
[3] Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad, Kitab Adzma, (Riyad: Dar al-Shimah, tt), 256
[4] Muhammad bin Isma’il, Sohih Bukhari, Jilid 3, (Dar ibn Katsir, 1993), 16.
[5] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, cet. II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 32.
[6] Zakiah Daradjat dkk , Ilmu pendidikan Islam, cet, III, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), 63-64
[7] Oemar Hamalik , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta Bumi Aksara: 2004), 195.
[8] Imam Supardi , Lingkungan Hidup dan Pelestariannya , (Bandung: Alumni, 2003), 2.
[9] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 164
[10] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), .31-32.
[11] Abu ‘Isa al-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, Jilid 4 (Bairut-Lebanon: Dar al-Fikr, 2005), 227-228
[12] Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah: Kiat menjadi Pendidik yang Kompeten, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), 82-84.
[13] Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta: Paramadina, 2005), 148.
[14] Oemar Hamalik , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta Bumi Aksara: 2004), 195.
[15] Slameto , Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 60.
[16] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 561
[17] Ibid, 355.
[18] Muslim bin al-Hajjaj, Sahih Muslim Syarah An-Nawawi, Jilid 4 (Maktabah Dahlan, 1954), 1983
[19] Nana Sudjana, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), (Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2005), 212-214.
[20] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 517
[21] Ibid, 26
[22] Ibid, 158
[23] Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan. Cendekia, 2002), 65.
[24] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006), 152.
[25] Sharon, E. Samal, Dino dkk, Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar (Jakarta: Kencana, 2011), 17.
[26] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 368
[27] Ibid, 362
[28] Nana Sudjana, Media Pengajaran. …, 209-211.
[29] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 563
[30] Abu ‘Isa al-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, Jilid 4. …, 407
[31] Muhammad bin Isma’il, Sohih Bukhari, Jilid 3, (Dar ibn Katsir, 1993), 2139-2140.
[32] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 7
[33] Ibid, 389
[34] Ibid, 204
[35] Ibid, 547
[36] Nana Sudjana, Media Pengajaran. …, 214-217.
[37] Ibid, 6
[38] Zakiah Daradjat dkk, Ilmu pendidikan. …, 63
[39] Departemen Agama RI, Al-Qur’an. …, 409.
[40] Nana Sudjana, Media Pengajaran. …, 207-209.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar