Rabu, 28 Desember 2016

PENGERTIAN I'RAB DAN PEMBAGIANNYA


PENGERTIAN I'RAB DAN PEMBAGIANNYA



MAKALAH
Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Bimbingan Membaca Kitab

Dosen Pembimbing:
Mustofa Bisri, M. Pd.I











Disusun oleh;
Chabib Rochmatulloh
Muhammad Nurhadi Al Firdaus
Maryanto

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA
NGLAWAK-KERTOSONO
2017


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Membaca Kitab (BMK) tentang Pengertian I'rab dan Pembagiannya dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam penulisan makalah ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan yang kami miliki.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami berharap dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami Pengertian I'rab dan Pembagiannya

Kediri, 27 Desember 2016
       Penyusun.


BAB I

PENDAHULUAN

      A.    Latar belakang

Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa Arab mempunyai kaidah-kaidah tersendiri di dalam mengungkapkan atau menuliskan sesuatu hal, baik berupa komunikasi atau informasi. Terutama dalam  memahami ilmu agama yang mana bersumber dari al Qur’an dan al-Hadist.
Nahwu merupakan salah satu cabang dari sekian cabang disiplin ilmu yang wajib dipelajari apabila seseorang ingin menguasai al Qur'an maupun al Hadits yang notabene berbahasa Arab. Ilmu nahwu dan ilmu sharaf menjadi cabang ilmu yang tak terpisahkan dari Bahasa Arab. Akan tetapi, tidak semua orang dapat memahami ilmu nahwu dengan baik. Banyak pembahasan dalam ilmu nahwu yang dapat dikatakan lebih sulit dipahami dari pada pembahasan yang lain, seperti: pembahasan mengenai bab i’rab. Hal ini karena hampir setiap kata dalam Bahasa Arab memiliki “I’rab”, dan setiap I’rab memiliki pembagian masing – masing.
Namun ketika manusia itu mau berusaha, maka Allah akan memberinya kemudahan. Berdasarkan firman Alloh:
وَالَّذِينَ جاهَدُوا فِينا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ . سورة الْعَنْكَبُوتِ: 69
Dan orang-orang yang mempersungguh didalam mencari keridhaan-Ku (Allah), benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.. (QS. al-Ankabut: 69).[1]


      B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian dari I'rab?
2.      Apa saja pembagian I'rab?

     C.     Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui pengertian I'rab
2.      Untuk mengetahui pembagian I'rab



PEMBAHASAN

      A.    Pengertian I'rab

Kata I’rab (إعراب) secara bahasa memiliki arti “baris” atau juga “harakat”, Kata i’rab ada juga yang mengatakan berasa dari bahasa arab yang mempunyai arti perubahan, sedangkan menurut professor doktor sarjana ahli nahwu yaitu perubahan yang terjadi pada ahir kata yang di sebabkan oleh perbedaan amil yang masuk, baik berupa lafadz atau taqdirnya. Sedangkan bina’ itu merupakan kebalikan dari i’rab yang masing-masing keduanya memiliki karekteristik yang sangat berbeda-beda.[2] Adapaun pengertian i’rab menurut ilmu nahwu yaitu :
تَغْيِيرُ اَوَاخِرِ الكَلِمِ لِاخْتِلَافِ العَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيهَا لَفْظًا اَوْ تَقْدِيرًا
Artinya: berubahnya (harokat) akhir suatu kalimat yang disebabkan adanya perbedaan ‘amil (yang memerintah) yang menempel pada kalimat tersebut, baik dalam segi lafadznya atau pun kira-kiranya.[3]
Adapun kalimat yang suka berubah-ubah akhirnya itu dinamakan “Mu’rab”. Kalimah mu’rab adalah  kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya.[4] Jadi jika suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan pada akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya kalimah  مِنَ الْمَسْجِدِ , disini terjadi perubahan harakat akhir pada kalimah isim الْمَسْجِدِ, karena pada awalnya kalimah itu harakat akhirnya di baca


dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah atau majrur.
Penjelasan:

1.      Pengertian lafadz Tagyir (تَغْيِيرُ )

Maksudnya berubah dalam I'rabnya, yaitu berubah dzat ataupun sifatnya
a.         Perubahan Dzat, yaitu mengganti huruf dengan huruf yang lain
1)      Perubahan dzat haqiqot
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ . ... سورة الطَّلَاقِ:7
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS. at Thalaq: 7)
وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُواْ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى. ... سورة الأنعام: 152
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu).(QS. al An'am: 152)
2)      Perubahan dzat hukman (dalam hukumnya)
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ . سورة  البقرة: 24
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka. (QS. al Baqarah: 24)
Contoh ini dalam lafadznya tidak berubah namun dalam    hukumnya berubah.
b.        Perubahan sifat
Yaitu mengganti harokat dengan harokat yang lain. Perubahan ini dibagi dua, yaitu:
1)      Perubahan sifat haqiqot
Seperti dalam jama' muannas salim yang rofa' dan nashob
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذا جاءَكُمُ الْمُؤْمِناتُ مُهاجِراتٍ. ... سورة الْمُمْتَحنَة: 10
Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman…(QS. al Mumtahanah: 10)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِناتِ ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ ... سورة الْأَحْزَابِ: 49
        Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan   yang        beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya. …(QS. al Ahzab: 49)

2)      Perubahan sifat hukman
Seperti dalam jama' muannas salim yang nashob dan jar
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا أَنْ يَنْكِحَ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ فَمِنْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ مِنْ فَتَيَاتِكُمُ الْمُؤْمِنَاتِ... سورة النساء: 25     

Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki.(QS. an Nisa': 25)     

2.      Pengertian akhir kalimah (أَوَاخِرِ الْكَلِمِ  )

Dalam hal ini yang dimaksud akhir kalimat itu terbagi dua, yaitu:
a.       Akhir kalimat haqiqot
  وَإِن كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلاَلَةً... سورة النساء: 12
Jika seseorang laki-laki mati, dalam keadaan kalalah (tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak)… (QS. An Nisa': 12)
أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ... سورة الأعراف: 69
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? (QS. al A'raf: 69)
b.      Akhir kalimah yang hukman (dalam hukumnya)
Yaitu perubahan huruf yang menempati huruf akhir. Seperti dalam af'alul khomsah berikut ini
لَبِئْسَ مَا كانُوا يَفْعَلُونَ . سورة الْمَائِدَةِ: 79
Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. al Maidah:79)
لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ. سورة ال عمران: 188
Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (QS. Ali Imran: 188)

Dalam contoh ini I'robnya adalah tetapnya nun atau membuangnya, sedang nun bukan akhir kalimah, tetapi huruf yang menempati akhir, dikarenakan fa'ilnya berupa dlomir, maka nun dianggap /dihukumi sebagai akhir kalimah.

3.      Pengertian amil (العَوَامِلِ  )

Yaitu sesuatu (yang diucapkan, dikira-kirakan atau bersifat makna) yang bisa menghasilkan makna (seperti makna failiyah, maf uliyah dan idlofah) yang menuntut pada I'rob. Contoh:
وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا. سورة الإسراء: 81
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. al Isra': 81)
Lafadz جَآءَ dalam susunan جَآءَ الْحَقُّ bisa menghasilkan makna fa'iliyah, karena lafadz الْحَقُّ          menjadi fail yang diisnadkan   pada lafadz جَآءَ yang sekaligus menuntut pada failnya untuk dibaca Rofa'.
    
Asalnya amil adalah kalimah fiil, dikarenakan amil bisa beramal karena membutuhkan pada perkara lain, sedangkan fiil itu lebih membutuhkan pada yang lain, dikarenakan menunjukkan makna hadas (pekerjaan) yang membutuhkan pelaku, zaman, tempat dan sebab.

4.      Pengertian perubahan Lafdz atau Taqdir ( لَفْظًا أَوْ تَقْدِيْرًا )

a.       Perubahan lafadz
Yaitu perubahan dalam ucapannya, bisa dirasakan, didengar dan dilihat dalam tulisannya.
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا. سورة الجن: 6
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. al Jin: 6)
b.      Perubahan taqdir
Yaitu perubahan yang dikira-kirakan, tidak bisa diucapkan, dirasakan, didengar, dan dilihat dalam tulisannya.
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ. ... سورة النساء: 115
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,… (QS. an Nisa': 115)
وَإِن تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لاَ يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاء عَلَيْكُمْ أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنتُمْ صَامِتُونَ. سورة الأعراف: 193
Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu herdiam diri. (QS al A'raf: 193)
           
Jadi, i’rab penekanannya adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab masuknya amil-amil (bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya.

      B.     Pembagian i'rob

وَأَقْسَامُهُ أَرْبَعَة:
رَفْعٌ، وَنَصْبٌ، وَخَفْضٌ، وَجَزْمٌ.
فللأسماءِ مِنْ ذَلكَ الرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالخَفْضُ، وَلا جَزْمَ فيها.
وللأفعال مِنْ ذَلكَ الرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالجَزْمُ، وَلا خَفْضَ فيها.

I'rob dibagi menjadi 4, yaitu: rofa', nashob, khofdl dan jazm, yang bisa masuk pada kalimah isim adalah rofa', nashob dan khofdl, tidak ada jazm didalam isim yang bisa masuk pada kalimah fiil yaitu rofa', nashob dan jazm, tidak ada khofdl di dalam fiil.[5]

1.      Rofa'

Yaitu perubahan yang khusus, yang ditandai dengan dlomah atau yang menggantinya. Dinamakan rofa' (yang secara bahasa artinya luhur), karena terangkatnya dua bibir krtika mengucap dlomah. I'rob bisa masuk pada kalimah isim dan fiil.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ... سورة يوسف: 2
Waktu itu Yusuf berkata pada bapaknya…(QS. Yusuf: 2)
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ... سورة السجدة: 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi(QS. as Sajdah:5)

2.      Nashob

Yaitu perubahan yang khusus, yang ditandai dengan fathah atau yang menggantinya. Dinamakan nashob (yang secara bahasa artinya rata / istiqomah), dikarenakan ratanya bibir ketika mengucap fathah, I'rob nashob bisa masuk pada kalimah isim dan fiil.
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ . سورة لقمان: 13 .
Sesungguhnya syirik itu penganiayaan yang besar. (QS. Luqman: 13)
قَالُوا لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّىٰ يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَىٰ. سورة طه: 91
Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami". (QS. Taha: 91)

3.      Khofdl

Yaitu perubahan yang tertentu, yang ditandai dengan kasroh atau yang menggantinya. Dinamakan dengan khofdl (yang secara bahasa artinya turun), karena turunnya bibir ketika mengucap kasroh. I'rob khofdl hanya ditentukan masuk pada kalimat isim supaya menjadi ta'adul (keseimbangan), dikarenakan khofdl (kasroh) itu berat, dan isim itu ringan, karena isim itu basid (makna yang ditunjukkan tidak rangkap) hanya menunjukkan pada makna tanpa disertai zaman.
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْواجاً. سورة النصر: 2
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (QS. an Nashr: 2)

4.      Jazm

Yaitu perubahan yang tertentu yang ditandai dengan sukun atau yang menggantinya. Dinamakan dengan jazm (yang secara bahasa artinya putusnya harokat), karena putusnya harokat ketika mengucapkan sukun. I'rob jazm hanya tertentu masuk pada kalimah fiil, supaya terjadi ta'adul (keseimbangan), karena ringannya jazm (berupa sukun) dan beratnya fiil karena menunjukkan arti yang rangkap, yaitu makna dan zaman.
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ. سورة لقمان: 13
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, (QS. Luqman: 13)


BAB III

PENUTUP

      A.    Kesimpulan

I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan. Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab khafadh dan I'rab jazm. Tanda  i’rab  rafa’ yaitu dhammah, wawu, alif dan nun. Tanda I’rab Nasab yaitu fathah, alif, kasrah, ya',  membuang nun. Tanda i’rab khafadh  yaitu  kasroh, ya, dan fathah. Dan tanda i’rab jazm yaitu, sukun dan membuang huruf ‘illat atau nun tanda rafa’.

      B.     Saran

Dasar hokum islam adalah al Qur'an dan al Hadist yang semuanya berbahasa arab. Bahasa arab akan dapat dipahami ketika memahami kaidah-kaidah bahasa arab yaitu ilmu nahwu shorof yang didalamnya adalah I'rab. Maka dengan makalah ini semoga dapat menjadi referensi awal didalam mempelajari nahwu terutama bab I'rab.





DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid Kode Angka, Banten: Kalim. tt.
Ibnu Malik.  Alfiyah Ibnu Malik.  Ter. Ah. Syafi’ ‘Ali.  Terjemah Alfiah Ibnu Malik Lamongan: Pon-Pes TABAHn. 1999.
Nur Ichwan, Mohammad.  Memahami Bahasa al-Qur’an. Yogyakarta: Celaban Timur. 2002
Shofwan, M. Sholihuddin. Mabadi'  An-Nahwiyah. Jombang: Darul Hikmah, 1999.
Syamilah, Abdurrohman bin Abdirrohman. Syarah Matan al Jurumiyah. Riyad: Daru Thibah. 1233




[1] Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid Kode Angka, (Banten: Kalim), 405.
[2] Mohammad Nur Ichwan, Memahami Bahasa al-Qur’an (Yogyakarta: Celaban Timur, 2002),105.
[3] Abdurrohman bin Abdirrohman Syamilah, Syarah Matan al Jurumiyah, (Riyad: Daru Thibah, 1233), 24-25
[4] Ibnu Malik, Alfiyah Ibnu Malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, Terjemah Alfiah Ibnu Malik, (Lamongan: Pon-Pes TABAHn 1999), 20

[5] M. Sholihuddin Shofwan, Mabadi'  An-Nahwiyah, (Jombang: Darul Hikmah, 1999), 40