Senin, 02 Januari 2017

PERKEMBANGAN MASA PRENATAL (PRA KELAHIRAN) DAN KELAHIRAN



PERKEMBANGAN MASA PRENATAL (PRA KELAHIRAN)

DAN KELAHIRAN


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Luluk M, M. Pd.I



 










Disusun oleh;
Chabib Rochmatulloh
Muhammad Nurhadi Al Firdaus
Maryanto

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA
NGLAWAK-KERTOSONO
2016

KATA PENGANTAR




Puji syukur kami panjatkan atas   kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang Perkembangan masa Prenatal (Pra kelahiran) dan Kelahiran”. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu,  sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.







Kediri, 01 Januari 2017








Penyusun



BAB I

PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang

Setiap makhluk hidup pada hakikatnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Manusia, hewan, dan tumbuhan mengalami pertumbuhan dan per-kembangan mereka masing-masing. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna memiliki beberapa tahapan dalam perkembangannya. Perkembangan tersebut dimulai dari masa pranatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang re-maja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Masa pranatal merupakan titik mulai kehidupan manusia. Perkembangan dan pertumbuhan manusia dimulai pada masa ini, yakni ketika manusia masih berada di dalam kandungan ibu. Tetapi, masih terdapat sekelompok orang yang menganggap bahwa perkembangan psikologi manusia dimulai ketika manusia di-lahirkan ke dunia. Akibatnya, mereka mengacuhkan perkembangan psikologi pada masa pranatal. Padahal, masa pranatal ini merupakan masa yang menentukan psikologi seseorang pada masa-masa selanjutnya. Sejak masih masa prenatal, janin telah siap untuk mendapat pendidikan. Sebagaimana firman Allah:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قالُوا بَلى . سورة الأعراف: 172
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap nyawa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (KeEsaan Tuhan)".(QS. Al-A`raf: 172).

 Oleh sebab itu, pendapat tersebut perlu diluruskan. Inilah yang menye-babkan perkembangan pranatal perlu dipelajari. Di samping itu, sebagai calon ibu

dan ayah, kita diharuskan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi periode pranatal.

     B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari Masa Prenatal (Pra Kelahiran) ?
2.      Bagaimana tahapan perkembangan pada Masa Prenatal (Pra Kelahiran)?
3.      Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan Periode Pranatal (Pra Kelahiran) ?
4.      Bagaimana perkembangan Masa Kelahiran?

     C.     Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari Masa Prenatal (Pra Kelahiran)
2.      Untuk mengetahui bagaimana tahapan perkembangan pada Masa Prenatal (Pra Kelahiran)
3.      Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan Periode Pranatal (Pra Kelahiran)
4.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Masa Kelahiran?






PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Masa Prenatal (Pra Kelahiran)

Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan. Periode pranatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.[1] Masa Prenatal adalah periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia, dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran.[2]
Di lihat dari segi waktunya, periode masa pranatal ini merupakan periode  perkembangan manusia paling singkat , tetapi justru disinilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu . Karakteristik perkembangan masa pada masa pranatal yaitu proses tahapan perkembangan dari mulai pembuahan sel hingga pembentukan organ tubuh.  
Dalam proses penciptaan manusia, Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ. رواه مسلم
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh

hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya.(HR. Muslim).

Kehidupan dimulai pada saat pembuahan  yaitu ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut sperma-tozoon (jamak: spermatozoa). Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir.[3]
Sel sel kelamin pria dan wanita diperkembangkan dalam alat reproduksi, yang disebut gonad. Sel-sel pria yang disebut spermatozoa (tunggal: sprema-tozoon), dihasilkan dalam gonad pria yang dinamakan testes dan sel sel wanita yang disebut ova (tunggal: ovum) dihasilkan dalam gonad wanita, yang disebut ovarium.
Perhatian awal pralahir terpusat sekitar asal kehidupan daripada perkem-bangan anak yang belum lahir. Sebelum dapat mulai hidup baru, sel-sel kelamin dari masing-masing individu akan berkembang, melalui tiga tingkatan perkembangan yaitu:

1.      Maturasi (Pematangan)

Dalam waktu maturasi, terdapat pembagian daipada sel-sel. Sel-sel yang telah matang mempunyai 23 kromosom. Sel yang telah matang disebut sel haploid. Sel-sel kelamin pria maupun wanita harus menjadi matang dahulu sebelum dapat bersatu untuk membentuk individu baru. Maturasi dari sel sel kelamin telah tercapai kematangan sex, yang telah terjadi pada waktu remaja dimulai.
Dalam spermatozoon, pada waktu maturasi, terjadi empat sel baru, masing-masing dapat membuahi satu ovum. Dalam hal pembagian ovum, mula-mula dari ovum itu dibentuk satu polar body yang lebih kecil ukurannya daripada ovum. Kemudian ovum ini dapat membagi diri lagi, sehingga terbentuk satu ovum baru dan satu polar body lagi.
Polar body yang telah terbentuk pertama kali kali terjadi, membagi dirinya pula menjadi dua polar body, jadi dari sebuah ovum akhirnya ter-bentuk sebuah ovum baru dan tiga polar body. Polar body ini tidak dapat dibuahi, hanya ovumlah yang dapat dibuahi. Bilamana ovum tidak di-buahi akan meninggalkan badan dengan haid atau menstruasi.[4]

2.      Ovulasi

Yang dinamakan ovulasi adalah keluarnya satu ovum yang matang dari ovarium. Di dalam ovarium seorang wanita diperkirakan ada kurang lebih 30000 ova, yang belum matang bilamana seorang anak wanita mencapai kematangan seksual. Hanya kurang 400 ova yang matang dalam periode reproduktif wanita, yaitu kira-kira umur 13 tahun sampai 50 tahun. Ovum yang matang dihasilkan oleh dua ovarium berganti ganti. Da-lam keadaan menstruasi yang normal,  ovulasi terjadi antara hari yang ke 14 dan ke 17 sesudah permulaan menstruasi yang baru terjadi.[5]

3.      Fertilisasi (Pembuahan)

Fertilisasi terjadi ketika ovum berada di dalam tuba falopi. Fertilisasi terjadi tidak lama setelah ovum sampai di tuba. Hanya sebuah sperma-tozoon dapat membuahi sebuah ovum.
Ada 3 hal penting yang behubungan dengan fertilisasi, yaitu:
a.       Pada waktu ovum dibuahi oleh spermatozoon, sifat sifat warisan dari individu yang baru ditentukan
b.      Pada waktu ini juga jenis kelamin ditentukan
c.       Apakah individu yang akan terjadi akan merupakan individu yang tunggal  atau akan terjadi beberapa individu tergantung daripada kejadian kejadian pada waktu adanya fertilisasi. Kadang kadang terjadi anak kembar.[6]
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat sebuah sel sperma ayah menembus dinding sel telur ibu. Sel sek ayah melalui tahapan pematangan dan pembuahan, sedangkan sel sek ibu melalui tahapan pematangan, ovulasi, dan pembuahan.[7] Setelah itu, akan terjadi proses mitosis. Dalam proses ini sel telur yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu sel. Secara bertahap kelompok kelompok sel akan membentuk fungsi khusus, misalnya sebagai bagian dari susunan saraf, tulang, otot, dan sistem sirkulasi darah.

     B.     Tahapan Perkembangan pada Masa Prenatal (Pra Kelahiran)

Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbukan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan.

1.      Menurut prespektif Islam

Para ahli psikologi islam membagi periode prenatal atas beberapa tahap. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Mukminun ayat 12-14 berikut:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْناهُ نُطْفَةً فِي قَرارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظاماً فَكَسَوْنَا الْعِظامَ لَحْماً ثُمَّ أَنْشَأْناهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخالِقِينَ. *سورة الْمُؤْمِنُونَ: 12- 14
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang\ kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. al-Mukminun: 12-14)
Tahap-tahap perkembangan masa prenatal berdasarkan al-Qur’an seperti yang dijelaskan pada ayat diatas dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut:
a.       Tahap Sulalatin Min Thin (Saripati Tanah)
Pada tahap inin manusia makan dari hasil bumi dan ketika saripati tanah masuk ke dalam tubuh manusia, saripati itu lantas dipakai tubuh sebagai starting materials dalam proses metabolisme perbentukan nutfah di dalam sel-sel reproduksi.
  1. Tahap Nuthfah
Kata nutfah sering kali diterjemahkan dengan air mani atau setetes mani. Kata yang biasa digunakan adalah hampir serupa dengan nutfah adalah nutfatin amsyaaj, atau setetes mani yang bercampur. Ini berarti pencampuran dua nutfah atau benih yaitu dari laki-laki (sperma) dan dari perempuan (sel telur, ovarium)
Nutfah juga disebut sebagi air yang hina (maa’in mahiin, surat al-Mursalat: 20) atau air yang terpancar (maa’in daafiq, surat at-Thaariq:6). Menurut hitungan para ahli, sperma yang kuat dalam satu kali ejakulasi berjumlah jutaan ekor. Akan tetapi dari jumlah sebanyak itu, hanya satu yang dapat melakukan pembuahan. Setelah pembuahan berlangsung, terjadilah perubahan yang cepat pada indung telur. Dengan segera, indung telur menghasilkan membran yang mencegah sperma lain untuk ikut melakukan pembuahan.
  1. Tahap ‘Alaqah
Setelah lima jam dalam bentuk zigot, kemudian zigot tersebut membelah diri tanpa merubah ukuran dan bergerak melalui tabung yang menghubungkan indung telur dan rahim. Zigot selanjutnya menempelkan diri di dinding rahim.
Proses pembuahan dan perjalanan zigot hingga akhirnya menempel di dinding rahim yang memelukan waktu hingga enam hari. Zigot tetap menempel pada dinding rahim dan tumbuh hingga hari ke-15 ketika bentukan ‘alaqah dimulai.
‘Alaqah merupakan bentuk praembrionik yang terjadi setelah pencampuran sperma dan ovarium. ‘Alaqah oleh para ilmuwan disamakan dengan lintah karena hidupnya tergantun pada darah ibunya. ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan praembrionik ini digugurkan maka ia akan tampak seperti segumpal darah.
  1. Tahap Mudhghah
Embrio berubah bentuk dari tahapan ‘alaqah ke permulaan tahapan mudhghah pada hari ke 24 atau 26. Waktunya relatif lebih cepat ketimbang perubahan dari tahap nutfah ke ‘alaqah.
Tahapan mudhghah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang luar biasa. Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan yang sudah maupun yang belum mengalami diferensiasi.
Pada minggu ke-5, jantung mulai berdetak. Embrio juga sudah mengembangkan plasenta, suatu bentuk tabung yang masuk kedalam dinding rahim dan mengalirkan oksigen serta makanan dari darah ibu ke tubuh janin. Tahapan mudhghah berakhir pada munggu ke-6, kurang lebih pada hari ke-40.
  1. Tahap ‘Idzaman
Tahap pembentukan tulang ini jelas sangat penting, dimulai dengan bentuk seperti daging atau permen karet dengan lekukan dan tonjolan seperti digigit-masa mudhghah, dengan cepat berubah menjadi sesuatu dengan bakal orang yang mulai tampak, walaupun tentuk manusia belum kelihatan secara jelas. Kemudian dalam waktu singkat –beberapa hari pada akhir minggu ke-6, terbentuk tulang-tulang yang merubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia.
Pada minggu ke-7, bentuk manusia semakin nyata dengan bermulanya pembentukan kerangka. Masa ini –sekitar hari ke-40 hingga 45- adalah garis batas yang membedakan masa mudhghah dan bentuk manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa antara hari ke-40 hingga 45 adalah hari-hari yang sangat penting bagi perkembangan embrio. Pada waktu itulah embrio berubah bentuk menjadi bentuk manusia. Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia setelah pada tahap berikutnya tulang itu diselimuti otot dan daging.
  1. Tahap Lahman
Dengan selesainya masa pembulatan tulang dengan lahm (otot dan daging), bentuk semakin jelas. Otot mengambil posisi di sekeliling tulang di sekujur tubuh. Dengan demikian kata “memberi pakaian” kepada tulang yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah tepat adanya. Bagian-bagian tubuh embrio yang semula terpisah-pisah telah saling terhubung. Seiring dengan selesainya fase pembentukan otot, embrio manusia pun mulai dapat digerakkan.
Pembungkusan tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru dalam perkembangan anak manusia. Seiring usianya proses membentukan otot, embrio mulai dapat bergerak. Masa ini, dimulai pada akhir minggu ke-7 dan berakhir pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai babak akhir pembentukan embrio, atau dalam bahasa Arab disebut takhalluq. Akhir fase embriologi ini segera diikuti dengan fase dimulainya perkembangan janin, yang dalam Al-Qur’an dibahasakan dengan nasy’ah alias perkembangan.
  1. Tahap Takhalluq (perkembangan)
Pada akhir minggu ke-8, satu fase penting dimulai. Perubahan fase ini jauh lebih cepat ketimbang tahap-tahap sebelumnya. Embrio berubah menjadi makhluk lain saat ukuran kepala, tubuh, kaki dan tangan mulai mencapai ukuran proporsional. Ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Pada minggu ke-10, organ kelamin bagian luar sudah terbentuk. Tulang yang semulaterdiri atas unsur-unsur lunak berubah menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12. Jari kaki dan jari tangan juga sudah dapat dibedakan pada minggu ini.
Berat janin meningkat signfikan pada mingg-minggu ini seiring perkembangan otot dan dagingnya. Pada saat ini janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk menangkap sesuatu, menendang dengan kakinya atau bahkan melakukan salto. Pada saat ini pula janin sudah dapat melakukan apa yang di ingiinkannya.
Pada tahap ini, semua organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim sejak berumur sekitar 22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pasca pembuahan. Namun tentunya ini terjadi bila sistem pernafasan dan syarafnya berfungsi  normal.

2.      Menurut prespektif barat

Pada umumnya para ahli psikologi perkembangan membagi periode pranatal atas tiga tahap perkembangan, yaitu:
a.       Tahap Germinal (germinal stage)
Tahap germinal, yang sering disebut juga periode zigot, ovum atau periode nuthfah yang secara harfiah berarti setetes cairan.[8] Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan “pembuahan” (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu benuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Blastokis, yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga dibedakan atas tiga lampisan, yaitu lapimsan atas (ectoderm), lampisan tengah (mesoderm), dan lampisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi, dan kuku, kulit ari, dan kelenjar-kelenjar kulit , panca indra, sistem saraf. Dari mesoderm berkembang otot, tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu endoderm meliputi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis.
Setelah beberapa hari, kira-kira seminngu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah disebut embrio.                       
b.      Tahap Embrio (embriyonic stage)
Tahap yang kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam disebut tahap alaqah, yang secara harfiah berarti sesuatu yang menempel atau melekat pada rahim.[9] Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Namun, ia sudah dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. cephalocaudal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Sedangkan proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan tengah badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari tengah badan.
          Di samping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu kantong amniotik, plasenta, dan tali pusat. Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk serta otot da tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
c.       Tahap Janin (fetus stage)
Periode ketiga dari perkembangan masa pranatal disebut sebagai periode fetus atau janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah, yang secara    harfiah berarti sepotong daging yang telah di kunyah.[10] Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembangan menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru yang disebut janin. Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Selain itu, juga ditentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku. Dengan ditiupkan ruh oleh Allah ke dalam jaini tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat.                  

     C.     Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Periode Pranatal

Ada dua faktor yang mempengaruhi periode prenatal, yaitu: faktor dari pihak ibu (maternal) dan faktor dari pihak ayah (paternal).
Karena lingkungan pranatal adalah tubuh ibu, hampir semua yang mempengaruhi kesejahteraannya, mulai dari pola makan sampai mood, dapat mengubah lingkungan janinnya dan mempengaruhi pertumbuhan.

1.      Faktor dari pihak ibu (maternal)

  Adapun faktor maternal, diantaranya:
a.       Berat badan ibu
Perempuan hamil biasanya membutuhkan 300 sampai 500 tambahan kalori dalam sehari, termasuk ekstra protein. Perempuan dengan berat badan normal dan bentuk tubuh yang men-capai 16 sampai 40 pon cenderung kurang memiliki komplikasi kelahiran atau membesarkan anak yang memiliki berat badan berbahaya yang rendah atau berlebihan saat dilahirkan. Belum tentang sepertiga ibu-ibu di Amerika Serikat yang mencapai le-bih atau kurang dari jumlah yang direkomendasikan.Terlalu ba-nyak ataupun sedikit berat badan yang dicapai dapat beresiko. Jika seorang perempuan tidak memiliki berat badan yang cukup, bayinya cenderung menderita hambatan pertimbuhan di dalam rahim, lahir premature, mengalami distres selama proses persalinan dan kelahiran atau meninggal saat mendekati lahir. Beberapa penelitia telah menunjukkan bahwa terbatasnya ka-lori ibu selama kehamilan mungkin menempatkan anak dalam resiko obesitas nantinya, mungkin dengan pengaturan meta-bolisme meraka menjadi hemat.Seorang perempuan yang me-miliki kelebihan berat badan yang banyak beresiko memiliki bayi yang besar yang saat kelahiran membutuhkan persalinan induksi ataupun operasi saesar.
b.      Kurang gizi
Kurang gizi pada pranatal dapat memiliki dampak jangka panjang. Di daerah pedesaan Gambia, Afrika Barat, banyak o-rang lahir dimusim kelaparan, ketika makanan dari panen sebe-lumnya habis, 10 kali lebih mungkin meninggal diawal masa dewasa daripada individu-individu yang lahir dibagian lain dari tahun tersebut.
Sangatlah penting untuk mengidentifikasikan kurang gizi sejak dini pada kehamilan sehingga dapat diberikan tindakan. Kekurangan gizi pada perempuan hamil yang mengonsumsi suplemen makanan cenderung lebih sehat, lebih aktif, dan lebih siaga terhadap bayi dan perempuan tingkat zat besi yang rendah yang sehari-hari mengonsumsi supleman zat besi cenderung memiliki bayi dengan pendapatan rendah di 347 masyarakat Meksiko, perempuan yang mengonsumsi gizi yang diperkaya suplemen makanan ketika hamil atau menyusui cenderung memilki bayi yang tumbuh dengan cepat dan kurang mungkin ter-kena anemia.
c.       Aktifitas fisik dan pekarjaan berat
Diantara masyarakat Ifaluk di Papua Carolina Barat, perem-puan disarankan untuk menahan diri dari memanen tanaman saat 7 bulan pertama kehamilan, ketika perkembangan janin di-pikir dapat menjadi lemah, tetapi untuk memulai pekerjaan rumah selama 2 bulan terakhir untuk mendorong kelahiran agar lancar. Olahraga rutin menghindari sembelit dan meningkatkan pernapasan, sirkulasi tonus otot, elastisitas kulit, semuanya ber-kontrubusi pada kenyamanan kehamilan, mempermudah kelahiran, dan kelahiran aman.
d.      Penyakit pada ibu
Perspektif  bahwa kedua orang tua harus menghin dari semua infeksi-influenza umum, pilek, flu, saluran kemih, infeksi vagina, begitu juga dengan infeksi menular seksual. Jika ibu se-cara pasti telah memiliki infeksi, dia harus mendapat pengo-batan secapatnya.
Suatu infeksi yang disebut toksoplasma, disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh sapi, domba, babi, dan di da-lam saluran usus kucing, biasanya ditandai dengan atau tanpa gejala seperti pilek biasa. Pada calon ibu, khususnya tiga bulan kedua dan ketiga kehamilan, hal ini dapat menyababkan keru-sakan otak yang fatal, penglihatan terganggu yang parah atau kebutaan, kaguguran, kematian bayi, jika bayi selamat mungkin akan banyak masalah di kehidupan mendatang, termasuk infek-si mata, kehilangan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Pengobatan dengan antiparasit saat tahun pertama kehidupan dapat menurunkan otak dan mata. Untuk menghindari infeksi, calon ibu sebaiknya tidak makan makanan mentah atau semi-nimal mungkin daging mentah, harus mencuci tangan dan semua yang ada dipermukaan setelah menyentuh daging tidak menggali taman tempat kotoran kucing yang mungkin dikubur. Perempuan yang memiliki kucing harus memiliki cek terhadap penyakit ini, tidak member makan kucing bahan-bahan mentah dan jika menginginkan harus orang lain yang membersihkan tempat sampah.
e.       Usia ibu
Meskipun sebagian besar resiko pada kesehatan bayi tidak lebih besar daripada bayi yang lahir dari ibu yang lebih muda, kemungkinan untuk keguguran atau lahir mati meningkat ter-kait usia ibu. Faktanya, resiko keguguran mencapai 90 persen untuk perempuan usia 45 tahun atau lebih tua. Perempuan usia 30 sampai 35 tahun cenderung lebih menderita komplikasi ter-kait dengan diabetes, tekanan darah tinggi atau pendarahan pa-rah. Juga terdapat resiko tinggi kelahiran premature, pertum-buhan janin terlambat, kelahiran cacat, dan abnormalitas kro-mosom, misal Sindrom Down.Walaupun begitu, berdasar pan-tauan yang kuas diantara caklon ibu berusia tua, bayi yang cacat lebih sedikit sekarang.
Ibu yang berusia remaja cenderung memiliki bayi pre-mature atau berat lahir rendah, mungkin karena gadis muda masih mengalami pertumbuhan badan yang mengalami gizi vital yang dibutuhkan janin.Bayi baru lahir dari ibu muda ini ber-ada dalam resiko tinggi dalam kematian dibulan pertama, disa-bilitas, dan masalah kesehatan.[11]
f.       Pemakain bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-gahan kimia yang terdapat dalam obat-obatan atau makanan yang ada pada edaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin.Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik ma-upun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi ling-kungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk, tetapi pada embrio obat penenang itu sangat merusak.Kalau ibu menelan thalidomide selama 2 bulan pertama kehamilan, dapat meng-hambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Wanita pecandu alkohol, dan tetap meminumnya ketika ha-mil dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan me-lahirkan bayi dengan gejala yang disebut “Sindrom Alkohol Janin” (Fetal Alcohol Shindrome, FAS), yaitu sekelompok ke-abnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak me-minum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi cacat wajah, seperti hibung dan bibir bawah pendek.
Merokok ketika hamil dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkna resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama pro-ses kelahiran serta penyesuaian diri yang buruk.
g.      Keadaan dan ketegangan pada emosi ibu
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar menga-lami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di-bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Gon-cangan diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.[12]
Lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kehamilan, Al Qur’an menyatakan bahwa faktor eksternal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Hal ini terlihat dari ayat yang menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam kandungan ibu, karena kegoncangan yang sangat dahsyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor eksternal.[13] Dalam ayat berikut ini dinyatakan:

يَوْمَ تَرَوْنَها تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذاتِ حَمْلٍ حَمْلَها وَتَرَى النَّاسَ سُكارى وَما هُمْ بِسُكارى وَلكِنَّ عَذابَ اللَّهِ شَدِيدٌ سورة الْحَجِّ: 2
Artinya: “Pada hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua perempuan yang menyusui anaknya, dan gugurlah kandungan segala perempuan yang hamil, dan kamu lihat seluruh manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangatlah kerasnya. (QS. Al Hajj: 2).

2.      Faktor dari pihak ayah (paternal)

Laki-laki yang terpapar timbal, ganja, rokok tembakau, alkohol, dalam jumlah besar atau radiasi, DES, pestisida, tingkat ozon yang tinggi dapat menghasilkan abnormal atau kualitas sperma yang jelek.
Laki-laki yang merokok telah meningkatkan kemungkinan transmisi abnormalitas genetis. Ayah berusia lanjut mungkin merupakan sumber sig-nifikan dari kelahiran cacat berdasarkan kerusakan atau deteriorisasi sperma.[14]

     D.    Perkembangan Masa Kelahiran

Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir.

1.      Tahap-Tahap Kelahiran

Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.[15]

2.      Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir

Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir:
a.       Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b.      Pengobatan ibu           
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
c.       Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
d.      Jangka waktu periode kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
e.       Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
f.       Sikap orang tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.







 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

     A.    Kesimpulan

Masa prenatal (pra kelahiran) adalah periode perkembangan manusia mulai dari sejak ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan kelahiran. Sel-sel kelamin dari masing-masing individu akan berkembang, melalui tiga tingkatan perkembangan, yaitu Maturasi, Ovulasi, dan Fertilasi. Sel sek ayah melalui tahapan pematangan dan pembuahan, sedangkan sel sek ibu melalui tahapan pematangan, ovulasi, dan pembuahan.
Tahapan perkembangan pada masa prenatal (pra kelahiran) menurut prespektif islam adalah; Sulalatin min Thin (Saripati Tanah), Nuthfah, ‘Alaqah, Mudhghah, Idzaman, Lahman, dan Takhalluq (perkembangan). Adapun menurut prespektif barat, tahapan perkembangan masa pra kelahiran adalah tahapan germinal, tahapan embrio, dan tahapan janin.
Factor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal (pra kelahiran) bisa dari pihak maternal (ibu) dan factor paternal (ayah). Dari ibu adakalanya dari factor berat badan, gizi, aktifitas fisik, penyakit, usia, pemakaian bahan kimia, emosi, dan lingkungan, sedangkan dari ayah adalah kualitas sperma karena factor radiasi, pestisida, alcohol dan lain-lain.
Proses kelahiran yang normal dengan yang tidak normal, pengobatan ibu, lingkungan pra lahir, jangka waktu kelahiran, maupun perawatan pasca lahir dapat memberi pengaruh terhadap psikologi anak setelah dilahirkan

      B.     Saran

Masa-masa perkembangan manusia prenatal (pra kelahiran) memberikan pengaruh setelah lahirnya. Oleh karena itu makalah ini sangat penting dipahami terutama oleh calon orang tua maupun para pendidik.

DAFTAR PUSTAKA


Ali Albar, Muhammad. Penciptaan Manusia. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2001. Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya. 2005.
Dharma, Agus. Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. Jakarta: Erlangga. 1997 Soesilowindradini.  Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya:  Usaha Nasional. tt.
Hasan, Aliah B. Purwakani. Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. 9
Mar’at, Samsunuwiyati. Desmita Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Marliani, Rosleny. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia. 2015.
Papalia, Diane E.; Ruth Duskin Feldman. Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika. 2004.
Santrock, Jhon W. Live-Span Development Perkembangan Masa-Hidup. Edisi 3 Jilid I. Terj. Benedictine Widyasinta. Jakarta. Erlangga. 2012.






[1] Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 93.
[2] Aliah B. Purwakani Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006). 76

[3]  Agus Dharma, Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. (Jakarta: Erlangga, 1997) 53.
[4]  Soesilowindradini,  Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). (Surabaya:  Usaha Nasional, tt), 41.
[5]  Ibid
[6]  Ibid, 42
[7]  Rosleny Marliani, Psikologi. …, 95.
[8] Muhammad Ali Albar, Penciptaan Manusia, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), 1.
[9]  Ibid, 2
[10]  Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Rosdakarya, 2005), 2.
[11] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta: Salemba Humanika, 2004), 88.

[12] Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 83.

[13] Purwakani Hasan, Psikologi . … 91
[14] Papalia, Menyelami . … 96.
[15]  Jhon W. Santrock, Live-Span Development (Perkembangan Masa-Hidup), Edisi 13 Jilid I, Terj. Benedictine Widyasinta, (Jakarta, Erlangga, 2012), 106

Tidak ada komentar:

Posting Komentar