PERKEMBANGAN MASA PRENATAL (PRA KELAHIRAN)
DAN KELAHIRAN
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Luluk M, M. Pd.I
Disusun oleh;
Chabib Rochmatulloh
Muhammad Nurhadi Al
Firdaus
Maryanto
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA
NGLAWAK-KERTOSONO
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah
ini guna memenuhi
tugas mata
kuliah Psikologi Perkembangan
Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu serta
menambah wawasan tentang
“Perkembangan masa Prenatal (Pra kelahiran) dan Kelahiran”.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua
pihak yang telah membantu, sehingga
makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik
dan
sarannya yang
bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena
kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah
SWT. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi
para pembaca pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Kediri, 01 Januari 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pada hakikatnya mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Manusia, hewan, dan tumbuhan mengalami pertumbuhan dan
per-kembangan mereka masing-masing. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling
sempurna memiliki beberapa tahapan dalam perkembangannya. Perkembangan tersebut
dimulai dari masa pranatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang re-maja,
dewasa, dan kemudian meninggal.
Masa pranatal merupakan
titik mulai kehidupan manusia. Perkembangan dan pertumbuhan manusia dimulai
pada masa ini, yakni ketika manusia masih berada di dalam kandungan ibu.
Tetapi, masih terdapat sekelompok orang yang menganggap bahwa perkembangan
psikologi manusia dimulai ketika manusia di-lahirkan ke dunia. Akibatnya,
mereka mengacuhkan perkembangan psikologi pada masa pranatal. Padahal, masa
pranatal ini merupakan masa yang menentukan psikologi seseorang pada masa-masa
selanjutnya. Sejak
masih masa prenatal, janin telah siap untuk mendapat pendidikan. Sebagaimana
firman Allah:
وَإِذْ أَخَذَ
رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلى
أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قالُوا بَلى . سورة الأعراف: 172
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap nyawa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (KeEsaan Tuhan)".(QS. Al-A`raf: 172).
Oleh sebab itu, pendapat tersebut
perlu diluruskan. Inilah yang menye-babkan perkembangan pranatal perlu
dipelajari. Di samping itu, sebagai calon ibu
dan ayah, kita diharuskan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
periode pranatal.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Masa Prenatal (Pra
Kelahiran) ?
2.
Bagaimana tahapan perkembangan pada Masa Prenatal
(Pra Kelahiran)?
3. Apa saja faktor yang
mempengaruhi perkembangan
Periode Pranatal (Pra Kelahiran) ?
4. Bagaimana perkembangan Masa Kelahiran?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui apa pengertian dari Masa Prenatal (Pra
Kelahiran)
2.
Untuk mengetahui bagaimana tahapan perkembangan pada Masa Prenatal
(Pra Kelahiran)
3. Untuk
mengetahui apa saja faktor yang
mempengaruhi perkembangan
Periode Pranatal (Pra Kelahiran)
4. Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan Masa
Kelahiran?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Prenatal (Pra Kelahiran)
Masa Pranatal
adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa
pertumbuhan. Periode pranatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi yakni ketika ovum wanita
dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.[1] Masa Prenatal adalah periode perkembangan yang pertama dalam jangka
kehidupan manusia, dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum
oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran.[2]
Di lihat dari
segi waktunya, periode masa pranatal ini merupakan periode perkembangan manusia paling singkat , tetapi
justru disinilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu .
Karakteristik perkembangan masa pada masa pranatal yaitu proses tahapan
perkembangan dari mulai pembuahan sel hingga pembentukan organ tubuh.
Dalam proses
penciptaan manusia, Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
إِنَّ
أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ
يَكُونُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ مُضْغَةً
مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ
سَعِيدٌ. رواه مسلم
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari,
kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama empat puluh
hari. Kemudian diutus kepadanya seorang
malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan
empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau
bahagianya.(HR. Muslim).
Kehidupan dimulai pada saat pembuahan yaitu ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum
(jamak: ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut sperma-tozoon
(jamak: spermatozoa). Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum
lahir.[3]
Sel sel kelamin pria dan wanita diperkembangkan
dalam alat reproduksi, yang disebut gonad. Sel-sel pria yang disebut spermatozoa
(tunggal: sprema-tozoon), dihasilkan dalam gonad pria yang
dinamakan testes dan sel sel wanita yang disebut ova (tunggal: ovum)
dihasilkan dalam gonad wanita, yang disebut ovarium.
Perhatian awal pralahir terpusat sekitar asal
kehidupan daripada perkem-bangan anak yang belum lahir. Sebelum dapat mulai
hidup baru, sel-sel kelamin dari masing-masing individu akan berkembang,
melalui tiga tingkatan perkembangan yaitu:
1. Maturasi (Pematangan)
Dalam waktu maturasi, terdapat pembagian daipada
sel-sel. Sel-sel yang telah matang mempunyai 23 kromosom. Sel yang telah matang disebut sel
haploid. Sel-sel
kelamin pria maupun wanita harus menjadi matang dahulu sebelum dapat bersatu
untuk membentuk
individu baru. Maturasi dari sel sel kelamin telah tercapai kematangan sex,
yang telah terjadi pada waktu remaja dimulai.
Dalam spermatozoon, pada waktu maturasi,
terjadi empat sel baru, masing-masing dapat membuahi satu ovum. Dalam
hal pembagian ovum, mula-mula dari ovum itu dibentuk satu polar
body yang lebih kecil ukurannya daripada ovum. Kemudian ovum ini
dapat membagi diri lagi, sehingga terbentuk satu ovum baru dan satu
polar body lagi.
Polar body yang telah terbentuk pertama kali kali
terjadi, membagi dirinya pula menjadi dua polar body, jadi dari sebuah ovum
akhirnya ter-bentuk sebuah ovum baru dan tiga polar body. Polar body ini
tidak dapat dibuahi, hanya ovumlah yang dapat dibuahi. Bilamana ovum
tidak di-buahi akan meninggalkan badan dengan haid atau menstruasi.[4]
2. Ovulasi
Yang dinamakan ovulasi adalah keluarnya satu ovum
yang matang dari ovarium. Di dalam ovarium seorang wanita diperkirakan ada
kurang lebih 30000 ova, yang belum matang bilamana seorang anak wanita mencapai
kematangan seksual. Hanya kurang 400 ova yang matang dalam periode reproduktif
wanita, yaitu kira-kira umur 13 tahun sampai 50 tahun. Ovum yang matang
dihasilkan oleh dua ovarium berganti ganti. Da-lam keadaan menstruasi yang
normal, ovulasi terjadi antara hari yang ke 14 dan ke 17 sesudah
permulaan menstruasi yang baru terjadi.[5]
3. Fertilisasi (Pembuahan)
Fertilisasi terjadi ketika ovum berada di
dalam tuba falopi. Fertilisasi terjadi tidak lama setelah ovum sampai di
tuba. Hanya sebuah sperma-tozoon dapat membuahi sebuah ovum.
Ada 3 hal penting yang behubungan dengan
fertilisasi, yaitu:
a.
Pada waktu ovum dibuahi oleh spermatozoon,
sifat sifat warisan dari individu yang baru ditentukan
b.
Pada waktu ini juga jenis kelamin ditentukan
c.
Apakah individu yang akan terjadi akan merupakan
individu yang tunggal atau akan terjadi beberapa individu tergantung
daripada kejadian kejadian pada waktu adanya fertilisasi. Kadang kadang terjadi
anak kembar.[6]
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat
sebuah sel sperma ayah menembus dinding sel telur ibu. Sel sek ayah melalui tahapan pematangan dan pembuahan, sedangkan sel sek
ibu melalui tahapan pematangan, ovulasi, dan pembuahan.[7] Setelah itu, akan terjadi proses mitosis. Dalam
proses ini sel telur yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu
sel. Secara bertahap kelompok kelompok sel akan membentuk fungsi khusus,
misalnya sebagai bagian dari susunan saraf, tulang, otot, dan sistem sirkulasi
darah.
B. Tahapan Perkembangan pada Masa Prenatal (Pra Kelahiran)
Manusia pada hakikatnya senantiasa
mengalami pertumbukan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia
melalui beberapa tahapan.
1. Menurut prespektif Islam
Para ahli psikologi islam membagi
periode prenatal atas beberapa tahap. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat al-Mukminun ayat 12-14 berikut:
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْناهُ نُطْفَةً فِي
قَرارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظاماً فَكَسَوْنَا الْعِظامَ لَحْماً ثُمَّ
أَنْشَأْناهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخالِقِينَ. *سورة الْمُؤْمِنُونَ:
12- 14
Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang\ kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik. (QS.
al-Mukminun: 12-14)
Tahap-tahap
perkembangan masa prenatal berdasarkan al-Qur’an seperti yang dijelaskan pada
ayat diatas dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut:
a.
Tahap
Sulalatin Min Thin (Saripati Tanah)
Pada tahap inin manusia makan dari hasil bumi dan ketika
saripati tanah masuk ke dalam tubuh manusia, saripati itu lantas dipakai tubuh
sebagai starting materials dalam proses metabolisme perbentukan nutfah di dalam
sel-sel reproduksi.
- Tahap Nuthfah
Kata
nutfah sering kali diterjemahkan dengan air mani atau setetes mani. Kata yang
biasa digunakan adalah hampir serupa dengan nutfah adalah nutfatin amsyaaj,
atau setetes mani yang bercampur. Ini berarti pencampuran dua nutfah atau benih
yaitu dari laki-laki (sperma) dan dari perempuan (sel telur, ovarium)
Nutfah
juga disebut sebagi air yang hina (maa’in mahiin, surat al-Mursalat: 20)
atau air yang terpancar (maa’in daafiq, surat at-Thaariq:6). Menurut
hitungan para ahli, sperma yang kuat dalam satu kali ejakulasi berjumlah jutaan
ekor. Akan tetapi dari jumlah sebanyak itu, hanya satu yang dapat melakukan
pembuahan. Setelah pembuahan berlangsung, terjadilah perubahan yang cepat pada
indung telur. Dengan segera, indung telur menghasilkan membran yang mencegah
sperma lain untuk ikut melakukan pembuahan.
- Tahap ‘Alaqah
Setelah
lima jam dalam bentuk zigot, kemudian zigot tersebut membelah diri tanpa
merubah ukuran dan bergerak melalui tabung yang menghubungkan indung telur dan
rahim. Zigot selanjutnya menempelkan diri di dinding rahim.
Proses
pembuahan dan perjalanan zigot hingga akhirnya menempel di dinding rahim yang
memelukan waktu hingga enam hari. Zigot tetap menempel pada dinding rahim dan
tumbuh hingga hari ke-15 ketika bentukan ‘alaqah dimulai.
‘Alaqah
merupakan bentuk praembrionik yang terjadi setelah pencampuran sperma dan
ovarium. ‘Alaqah oleh para ilmuwan disamakan dengan lintah karena hidupnya
tergantun pada darah ibunya. ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak
pembuahan. Jika jaringan praembrionik ini digugurkan maka ia akan tampak
seperti segumpal darah.
- Tahap Mudhghah
Embrio berubah bentuk dari tahapan ‘alaqah ke permulaan
tahapan mudhghah pada hari ke 24 atau 26. Waktunya relatif lebih cepat
ketimbang perubahan dari tahap nutfah ke ‘alaqah.
Tahapan mudhghah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan
pembiakan sel yang luar biasa. Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau
jaringan-jaringan yang sudah maupun yang belum mengalami diferensiasi.
Pada minggu ke-5, jantung mulai berdetak. Embrio juga sudah
mengembangkan plasenta, suatu bentuk tabung yang masuk kedalam dinding rahim
dan mengalirkan oksigen serta makanan dari darah ibu ke tubuh janin. Tahapan
mudhghah berakhir pada munggu ke-6, kurang lebih pada hari ke-40.
- Tahap ‘Idzaman
Tahap
pembentukan tulang ini jelas sangat penting, dimulai dengan bentuk seperti
daging atau permen karet dengan lekukan dan tonjolan seperti digigit-masa
mudhghah, dengan cepat berubah menjadi sesuatu dengan bakal orang yang mulai
tampak, walaupun tentuk manusia belum kelihatan secara jelas. Kemudian dalam
waktu singkat –beberapa hari pada akhir minggu ke-6, terbentuk tulang-tulang
yang merubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia.
Pada
minggu ke-7, bentuk manusia semakin nyata dengan bermulanya pembentukan
kerangka. Masa ini –sekitar hari ke-40 hingga 45- adalah garis batas yang
membedakan masa mudhghah dan bentuk manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa masa antara hari ke-40 hingga 45 adalah hari-hari yang sangat penting
bagi perkembangan embrio. Pada waktu itulah embrio berubah bentuk menjadi
bentuk manusia. Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia
setelah pada tahap berikutnya tulang itu diselimuti otot dan daging.
- Tahap Lahman
Dengan selesainya masa pembulatan tulang dengan lahm (otot
dan daging), bentuk semakin jelas. Otot mengambil posisi di sekeliling tulang
di sekujur tubuh. Dengan demikian kata “memberi pakaian” kepada tulang yang
digunakan dalam Al-Qur’an adalah tepat adanya. Bagian-bagian tubuh embrio yang
semula terpisah-pisah telah saling terhubung. Seiring dengan selesainya fase
pembentukan otot, embrio manusia pun mulai dapat digerakkan.
Pembungkusan tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru
dalam perkembangan anak manusia. Seiring usianya proses membentukan otot,
embrio mulai dapat bergerak. Masa ini, dimulai pada akhir minggu ke-7 dan
berakhir pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai babak akhir pembentukan
embrio, atau dalam bahasa Arab disebut takhalluq. Akhir fase embriologi ini
segera diikuti dengan fase dimulainya perkembangan janin, yang dalam Al-Qur’an
dibahasakan dengan nasy’ah alias perkembangan.
- Tahap Takhalluq (perkembangan)
Pada
akhir minggu ke-8, satu fase penting dimulai. Perubahan fase ini jauh lebih
cepat ketimbang tahap-tahap sebelumnya. Embrio berubah menjadi makhluk lain
saat ukuran kepala, tubuh, kaki dan tangan mulai mencapai ukuran proporsional.
Ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Pada minggu ke-10, organ kelamin bagian
luar sudah terbentuk. Tulang yang semulaterdiri atas unsur-unsur lunak berubah
menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12. Jari kaki dan jari tangan
juga sudah dapat dibedakan pada minggu ini.
Berat
janin meningkat signfikan pada mingg-minggu ini seiring perkembangan otot dan
dagingnya. Pada saat ini janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk
menangkap sesuatu, menendang dengan kakinya atau bahkan melakukan salto. Pada
saat ini pula janin sudah dapat melakukan apa yang di ingiinkannya.
Pada
tahap ini, semua organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim
sejak berumur sekitar 22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pasca pembuahan.
Namun tentunya ini terjadi bila sistem pernafasan dan syarafnya berfungsi
normal.
2. Menurut prespektif barat
Pada umumnya
para ahli psikologi perkembangan membagi periode pranatal atas tiga tahap
perkembangan, yaitu:
a.
Tahap Germinal (germinal stage)
Tahap germinal,
yang sering disebut juga periode zigot, ovum atau periode nuthfah yang secara harfiah
berarti setetes cairan.[8]
Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan,
yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur
(ovum) perempuan, yang dinamakan “pembuahan” (fertilization). Saat itu sel
sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu
benuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi
sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil yang disebut blastokis. Setelah
sekitar 3hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Blastokis, yang berisikan
cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga
dibedakan atas tiga lampisan, yaitu lapimsan atas (ectoderm), lampisan tengah
(mesoderm), dan lampisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut,
gigi, dan kuku, kulit ari, dan kelenjar-kelenjar kulit , panca indra, sistem
saraf. Dari mesoderm berkembang otot, tulang atau rangka, sistem pembuangan
kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu
endoderm meliputi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah dan sistem
pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga
akan terbentuk dari sel-sel blastokis.
Setelah
beberapa hari, kira-kira seminngu setelah konsepsi blastokis menempel di
dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim
inilah disebut embrio.
b.
Tahap Embrio (embriyonic stage)
Tahap yang
kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam
disebut tahap alaqah, yang secara harfiah berarti sesuatu yang menempel atau
melekat pada rahim.[9]
Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang
ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan
sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1
inci, maka bagian-bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh
orang dewasa. Namun, ia sudah dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk
kecil.
Selama periode
embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. cephalocaudal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian
kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Sedangkan
proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang
paling dekat dengan tengah badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari
tengah badan.
Di samping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting
yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu kantong amniotik, plasenta, dan
tali pusat. Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang
cepat pada sistem saraf. Pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk
serta otot da tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut,
hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi
secara sederhana.
c.
Tahap Janin (fetus stage)
Periode ketiga
dari perkembangan masa pranatal disebut sebagai periode fetus atau janin, yang
dalam psikologi islam disebut periode mudhghah, yang secara harfiah berarti sepotong daging yang telah
di kunyah.[10]
Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu
kehamilan, embrio berkembangan menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh
suatu nama baru yang disebut janin. Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang
dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat.
Menurut
psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu
ketika janin telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya.
Selain itu, juga ditentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti
masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku. Dengan ditiupkan ruh oleh
Allah ke dalam jaini tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah
merasakan gerakan-gerakan janinnya. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia
semakin terlihat.
C. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Periode Pranatal
Ada dua faktor yang
mempengaruhi periode prenatal, yaitu: faktor dari pihak ibu (maternal) dan
faktor dari pihak ayah (paternal).
Karena lingkungan pranatal
adalah tubuh ibu, hampir semua yang mempengaruhi kesejahteraannya, mulai dari
pola makan sampai mood, dapat mengubah lingkungan janinnya dan
mempengaruhi pertumbuhan.
1. Faktor dari pihak ibu (maternal)
Adapun faktor maternal,
diantaranya:
a.
Berat badan ibu
Perempuan hamil biasanya membutuhkan 300 sampai 500 tambahan kalori dalam
sehari, termasuk ekstra protein. Perempuan dengan berat badan normal dan bentuk
tubuh yang men-capai 16 sampai 40 pon cenderung kurang memiliki komplikasi
kelahiran atau membesarkan anak yang memiliki berat badan berbahaya yang rendah
atau berlebihan saat dilahirkan. Belum tentang sepertiga ibu-ibu di Amerika
Serikat yang mencapai le-bih atau kurang dari jumlah yang
direkomendasikan.Terlalu ba-nyak ataupun sedikit berat badan yang dicapai dapat
beresiko. Jika seorang perempuan tidak memiliki berat badan yang cukup, bayinya
cenderung menderita hambatan pertimbuhan di dalam rahim, lahir premature,
mengalami distres selama proses persalinan dan kelahiran atau meninggal saat
mendekati lahir. Beberapa penelitia telah menunjukkan bahwa terbatasnya ka-lori
ibu selama kehamilan mungkin menempatkan anak dalam resiko obesitas nantinya,
mungkin dengan pengaturan meta-bolisme meraka menjadi hemat.Seorang perempuan
yang me-miliki kelebihan berat badan yang banyak beresiko memiliki bayi yang
besar yang saat kelahiran membutuhkan persalinan induksi ataupun operasi
saesar.
b. Kurang gizi
Kurang gizi pada pranatal
dapat memiliki dampak jangka panjang. Di daerah pedesaan Gambia, Afrika Barat,
banyak o-rang lahir dimusim kelaparan, ketika makanan dari panen sebe-lumnya
habis, 10 kali lebih mungkin meninggal diawal masa dewasa daripada
individu-individu yang lahir dibagian lain dari tahun tersebut.
Sangatlah penting untuk
mengidentifikasikan kurang gizi sejak dini pada kehamilan sehingga dapat
diberikan tindakan. Kekurangan gizi pada perempuan hamil yang mengonsumsi
suplemen makanan cenderung lebih sehat, lebih aktif, dan lebih siaga terhadap
bayi dan perempuan tingkat zat besi yang rendah yang sehari-hari mengonsumsi
supleman zat besi cenderung memiliki bayi dengan pendapatan rendah di 347
masyarakat Meksiko, perempuan yang mengonsumsi gizi yang diperkaya suplemen
makanan ketika hamil atau menyusui cenderung memilki bayi yang tumbuh dengan
cepat dan kurang mungkin ter-kena anemia.
c.
Aktifitas fisik dan pekarjaan berat
Diantara masyarakat Ifaluk di Papua Carolina Barat, perem-puan disarankan
untuk menahan diri dari memanen tanaman saat 7 bulan pertama kehamilan, ketika
perkembangan janin di-pikir dapat menjadi lemah, tetapi untuk memulai pekerjaan
rumah selama 2 bulan terakhir untuk mendorong kelahiran agar lancar. Olahraga
rutin menghindari sembelit dan meningkatkan pernapasan, sirkulasi tonus otot,
elastisitas kulit, semuanya ber-kontrubusi pada kenyamanan kehamilan,
mempermudah kelahiran, dan kelahiran aman.
d. Penyakit pada ibu
Perspektif bahwa
kedua orang tua harus menghin dari semua infeksi-influenza umum, pilek, flu,
saluran kemih, infeksi vagina, begitu juga dengan infeksi menular seksual. Jika
ibu se-cara pasti telah memiliki infeksi, dia harus mendapat pengo-batan secapatnya.
Suatu infeksi yang disebut
toksoplasma, disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh sapi,
domba, babi, dan di da-lam saluran usus kucing, biasanya ditandai dengan atau
tanpa gejala seperti pilek biasa. Pada calon ibu, khususnya tiga bulan kedua
dan ketiga kehamilan, hal ini dapat menyababkan keru-sakan otak yang fatal,
penglihatan terganggu yang parah atau kebutaan, kaguguran, kematian bayi, jika
bayi selamat mungkin akan banyak masalah di kehidupan mendatang, termasuk
infek-si mata, kehilangan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Pengobatan
dengan antiparasit saat tahun pertama kehidupan dapat menurunkan otak dan mata.
Untuk menghindari infeksi, calon ibu sebaiknya tidak makan makanan mentah atau
semi-nimal mungkin daging mentah, harus mencuci tangan dan semua yang ada
dipermukaan setelah menyentuh daging tidak menggali taman tempat kotoran kucing
yang mungkin dikubur. Perempuan yang memiliki kucing harus memiliki cek
terhadap penyakit ini, tidak member makan kucing bahan-bahan mentah dan jika
menginginkan harus orang lain yang membersihkan tempat sampah.
e.
Usia ibu
Meskipun sebagian besar
resiko pada kesehatan bayi tidak lebih besar daripada bayi yang lahir dari ibu
yang lebih muda, kemungkinan untuk keguguran atau lahir mati meningkat ter-kait
usia ibu. Faktanya, resiko keguguran mencapai 90 persen untuk perempuan usia 45
tahun atau lebih tua. Perempuan usia 30 sampai 35 tahun cenderung lebih
menderita komplikasi ter-kait dengan diabetes, tekanan darah tinggi atau
pendarahan pa-rah. Juga terdapat resiko tinggi kelahiran premature,
pertum-buhan janin terlambat, kelahiran cacat, dan abnormalitas kro-mosom,
misal Sindrom Down.Walaupun begitu, berdasar pan-tauan yang kuas diantara
caklon ibu berusia tua, bayi yang cacat lebih sedikit sekarang.
Ibu yang berusia remaja cenderung memiliki bayi pre-mature atau berat lahir
rendah, mungkin karena gadis muda masih mengalami pertumbuhan badan yang
mengalami gizi vital yang dibutuhkan janin.Bayi baru lahir dari ibu muda ini
ber-ada dalam resiko tinggi dalam kematian dibulan pertama, disa-bilitas, dan
masalah kesehatan.[11]
f.
Pemakain bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-gahan kimia yang
terdapat dalam obat-obatan atau makanan yang ada pada edaran darah ibu yang
tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin.Bahan-bahan kimia tersebut
dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik ma-upun pada sistem kimiawi dalam
tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi ling-kungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang
mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide.
Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk, tetapi pada embrio
obat penenang itu sangat merusak.Kalau ibu menelan thalidomide selama 2
bulan pertama kehamilan, dapat meng-hambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Wanita pecandu alkohol,
dan tetap meminumnya ketika ha-mil dalam frekuensi yang sering, kemungkinan
besar akan me-lahirkan bayi dengan gejala yang disebut “Sindrom Alkohol Janin” (Fetal
Alcohol Shindrome, FAS), yaitu sekelompok ke-abnormalan yang tampak pada
anak dari ibu yang banyak me-minum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan itu
meliputi cacat wajah, seperti hibung dan bibir bawah pendek.
Merokok ketika hamil dapat
menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkna resiko aborsi spontan,
kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama pro-ses
kelahiran serta penyesuaian diri yang buruk.
g. Keadaan dan ketegangan
pada emosi ibu
Ibu yang mengalami
kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan
besar menga-lami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal
di-bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Gon-cangan diasosiasikan
dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan
penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat
fisik.[12]
Lingkungan dapat
mempengaruhi kondisi kehamilan, Al Qur’an menyatakan bahwa faktor eksternal
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Hal ini terlihat dari
ayat yang menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam kandungan ibu, karena
kegoncangan yang sangat dahsyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan
faktor eksternal.[13] Dalam
ayat berikut ini dinyatakan:
يَوْمَ
تَرَوْنَها تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذاتِ
حَمْلٍ حَمْلَها وَتَرَى النَّاسَ سُكارى وَما هُمْ بِسُكارى وَلكِنَّ عَذابَ
اللَّهِ شَدِيدٌ سورة الْحَجِّ: 2
Artinya: “Pada hari
kamu melihat goncangan itu, lalailah semua perempuan yang menyusui anaknya, dan
gugurlah kandungan segala perempuan yang hamil, dan kamu lihat seluruh manusia
dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu
sangatlah kerasnya. (QS. Al Hajj: 2).
2. Faktor dari pihak ayah (paternal)
Laki-laki yang terpapar timbal, ganja, rokok tembakau, alkohol, dalam
jumlah besar atau radiasi, DES, pestisida, tingkat ozon yang tinggi dapat
menghasilkan abnormal atau kualitas sperma yang jelek.
Laki-laki yang merokok telah meningkatkan kemungkinan transmisi
abnormalitas genetis. Ayah berusia lanjut mungkin merupakan sumber
sig-nifikan dari kelahiran cacat berdasarkan kerusakan atau
deteriorisasi sperma.[14]
D. Perkembangan Masa Kelahiran
Studi psikologi tentang
kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi psikologis
tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain
yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir.
1. Tahap-Tahap Kelahiran
Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang
berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan
terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi semakin sering yang terjadi
setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap kelahiran,
kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi
dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak
melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi
benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam.
Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari
tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir
setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini
ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir
inilah yang paling pendek.[15]
2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir
Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir:
a.
Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal
atau spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan
ceasar.
b.
Pengobatan ibu
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat
mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat
yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan
diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan
oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang
dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin
banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
c.
Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan
janin sesuai dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan
kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan
kondisi lingkungan yang nyaman.
d.
Jangka waktu periode
kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266
hari namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi
lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut.
Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang lebih lambat
disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya)
maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi
dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang
lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan
berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan
bayi yang normal sekalipun.
e.
Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap
bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya.
Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada,
lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan
bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa
periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi
oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan
kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada
tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat
menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah
tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi
kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan
adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah
lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional
ibu dan bayi.
f.
Sikap orang tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu
bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkuungan baru yang di alami setelah
lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri
bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab
kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan
emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam
konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai
kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni
menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat
ia lahir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa
prenatal (pra kelahiran) adalah periode perkembangan manusia mulai dari sejak
ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan kelahiran. Sel-sel
kelamin dari masing-masing individu akan berkembang, melalui tiga tingkatan
perkembangan, yaitu Maturasi, Ovulasi, dan Fertilasi. Sel sek
ayah melalui tahapan pematangan dan pembuahan, sedangkan sel sek ibu melalui
tahapan pematangan, ovulasi, dan pembuahan.
Tahapan perkembangan
pada masa prenatal (pra kelahiran) menurut prespektif islam adalah; Sulalatin min
Thin (Saripati Tanah), Nuthfah,
‘Alaqah, Mudhghah, ‘Idzaman, Lahman, dan Takhalluq (perkembangan). Adapun menurut prespektif barat, tahapan perkembangan masa pra
kelahiran adalah tahapan germinal, tahapan embrio, dan tahapan janin.
Factor yang
mempengaruhi perkembangan masa prenatal (pra kelahiran) bisa dari pihak
maternal (ibu) dan factor paternal (ayah). Dari ibu adakalanya dari factor
berat badan, gizi, aktifitas fisik, penyakit, usia, pemakaian bahan kimia,
emosi, dan lingkungan, sedangkan dari ayah adalah kualitas sperma karena factor
radiasi, pestisida, alcohol dan lain-lain.
Proses kelahiran yang
normal dengan yang tidak normal, pengobatan ibu, lingkungan pra lahir, jangka
waktu kelahiran, maupun perawatan pasca lahir dapat memberi pengaruh terhadap
psikologi anak setelah dilahirkan
B. Saran
Masa-masa
perkembangan manusia prenatal (pra kelahiran) memberikan pengaruh setelah
lahirnya. Oleh karena itu makalah ini sangat penting dipahami terutama oleh
calon orang tua maupun para pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Albar, Muhammad. Penciptaan Manusia. Yogyakarta: Mitra
Pustaka. 2001. Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.
2005.
Dharma, Agus. Perkembangan
Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. Jakarta: Erlangga. 1997 Soesilowindradini.
Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya:
Usaha Nasional. tt.
Hasan, Aliah B.
Purwakani. Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2006. 9
Mar’at, Samsunuwiyati. Desmita Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Marliani, Rosleny. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka
Setia. 2015.
Papalia, Diane E.; Ruth Duskin Feldman. Menyelami
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika. 2004.
Santrock, Jhon W. Live-Span Development Perkembangan Masa-Hidup.
Edisi 3 Jilid I. Terj. Benedictine Widyasinta. Jakarta. Erlangga. 2012.
[2] Aliah B. Purwakani Hasan, Psikologi
Perkembangan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006). 76
[11] Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004), 88.
[12] Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi
Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 83.
[15] Jhon W. Santrock, Live-Span Development
(Perkembangan Masa-Hidup), Edisi 13 Jilid I, Terj. Benedictine Widyasinta,
(Jakarta, Erlangga, 2012), 106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar