Kamis, 26 Januari 2017

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel



POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif

Dosen Pembimbing:
Dr. H. Muhammad Thoyib, S.Pd.I, M.Pd









Disusun oleh;
Rusdiyanto
Chabib Rochmatulloh
Mariyanto

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA
NGLAWAK-KERTOSONO
2017


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling  dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam penulisan makalah ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan yang kami miliki.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami berharap makalah Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami dan mengamalkannya dalam penelitian demi kesejahteraan masyarakat.



Kediri, 18 Januari 2017



                                                                                                            Penyusun.











BAB I

PENDAHULUAN

      A.    Latar belakang

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek, dan atas hasil penelitian suatu keputusan atau kesimpulan mengenai keseluruhan objek populasi dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel (sampling). Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Kultsum al Khuza'i:
عَنْ كُلْثُومٍ الْخُزَاعِيِّ ، قَالَ : أَتَى النَّبِيَّ r رَجُلٌ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، كَيْفَ لِي أَنْ أَعْلَمَ إِذَا أَحْسَنْتُ أَنِّي قَدْ أَحْسَنْتُ ، وَإِذَا أَسَأْتُ أَنِّي قَدْ أَسَأْتُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ r: إِذَا قَالَ جِيرَانُكَ : قَدْ أَحْسَنْتَ ، فَقَدْ أَحْسَنْتَ ، وَإِذَا قَالُوا : إِنَّكَ قَدْ أَسَأْتَ ، فَقَدْ أَسَأْتَ.رواه ابن ماجة
Dari Kultsum Al Khuza'i dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah di datangi seorang laki-laki seraya berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimanakah saya bisa mengetahui diriku jika telah berbuat baik atau berbuat jahat?" maka beliau menjawab: "Jika tetanggamu mengatakan bahwa kamu telah berbuat baik, berarti kamu telah berbuat baik. Namun jika tetanggamu mengatakan bahwa kamu berbuat jahat, berarti kamu telah berbuat jahat." (HR. Ibn Majah)


Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu: pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan  karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.

     B .     Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas penulis akan berusaha memaparkan tentang;
1.      Populasi
2.      Sampel
3.      Teknik Sampel

      C.     Tujuan Masalah

Untuk mengetahui tentang Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel






BAB II

PEMBAHASAN

      A.    Populasi

Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Populasi tidak hanya berupa orang, tetapi bisa juga berupa benda yang lainnya.[1] Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan.
Berikut ini pengertian populasi dari para ahli:
1.      Sugiyono memberikan pengertian bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[2]
2.      Nazir mengatakan bahwa, populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.[3]
3.      Nawawi menyebutkan bahwa, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.[4]


4.      Riduwan dan Tita Lestari mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.[5]
5.      Djarwanto menjelaskan populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan- satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.[6]
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa: populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Terdapat dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tak terbatas (tak terhingga). Populasi terbatas yaitu mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Sedangkan populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat di tentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.[7]
Berdasarkan sifatnya populasi dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.Sedangkan populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.[8]
Dengan demikian, dilihat dari jenisnya, populasi dapat dibedakan populasi terbatas dengan populasi tak terbatas, sedangkan dari sifatnya, terdapat populasi homogen dan populasi heterogen.

B.     Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. Sebagai gambaran sederhana sampel dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang yang membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih secara acak (random) dari rambutan yang dijajakan untuk menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang dicicipi akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang ada.
Sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Arikunto menjelaskan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.[9]
2.      Nana Sudjana dan Ibrahim menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.[10]
3.     Sugiyono memberikan pengertian bahwa, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi.[11]
4.     Soehartono menyatakan bahwa sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.[12]
5.      Gulo menjelaskan Sampel sering juga disebut "contoh" yaitu himpunan bagian/subset dari suatu populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi.[13]
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya.
Sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:[14]
1.      Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2.      Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.

Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya:[15]
1.      Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari seluruh populasi.
2.      Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu  tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3.      Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat.
4.      Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5.      Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6.      Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
Jadi, Sampel digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.


      C.     Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.[16] Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.[17]
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, random sampling dan non random samping.[18] Atau disebut juga probability sampling dan non probability sampling.[19] Dan dalam makalah ini kami batasi dengan hanya membahas Random sampling atau probability sampling.
Random sampling atau probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).[20]

1.      Simple Random Sampling

Dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.[21] Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.[22] Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit tampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.







2.      Proportionate Stratified Random Sampling

Stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.[23] Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.[24] Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel. 

3.       Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.[25] Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan kelompok S1, SMU dan SMP.

4.      Cluste Sampling (Area Sampling)

Teknik ini disebut juga cluster random sampling. teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.[26] Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.[27]
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Contoh lainnya, apabila penelitian dilakukan terhadap populai pelajar SMU di suatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
        Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu juga dengan secara sampling.





BAB III

PENUTUP

      A.    Kesimpulan

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Dilihat dari jenisnya, ada populasi terbatas dan populasi tak terbatas, sedangkan dari sifatnya, terdapat populasi homogen dan populasi heterogin.
Sampel adalah sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel diambil dari populasi yang besar yang tidak memungkinkan diambil data secara keseluruhan karena berbagai hal, seperti waktu, biaya dan lain sebagainya.
Teknik Sampling merupakan cara pengambilan sampel. Diantara teknik sampling tersebut ada teknik probability sampling. Yaitu suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, teknik ini terdiri atas: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling

      B.     Saran

Penelitian tidak akan lepas dari populasi, sampel, dan teknik sampling. Ketika unsur-unsur dari penelitian ini dapat dilaksanakan dengan semestinya maka akan dapat menghadirkan penelitian yang valid.






DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo.  Statistik Induktif. Jogyakaryta: BPFE Jogyakarta. 1994.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1985.
Nazir, Muh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1983.
Nurhayati, Siti. Metode Penelitian Praktis.  (edisi ke-2)  Pekalongan: Usaha Nasional. 2012.
Riduwan dan Tita Lestari. Dasar-dasar Satistika. Dasar-dasar Statistika – Edisi Pertama.  Bandung: Alfabeta. 1997.
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Remaja rosdakarya. 2004.
Sudjana, Nana. dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2004.
Sugiyono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif. Kualitatf. dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2016.
W. Gulo. Metodologi Penelitian Jakarta: Grasindo. 2010.



[1] Siti Nurhayati, Metode Penelitian Praktis. ( edisi ke-2 ) (Pekalongan: Usaha Nasional, 2012), 36
[2]  Sugiyono, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), 117
[3]  Muh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), 372
[4]  Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1985), 141
[5] Riduwan dan Tita Lestari, Dasar-dasar Satistika, Dasar-dasar Statistika – Edisi Pertama,  (Bandung: Alfabeta, 1997), 3
[6] Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo,  Statistik Induktif, (Jogyakaryta: BPFE Jogyakarta, 1994), 420
[7]  S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 119
[8]  Ibid, 120
[9]   Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 131
[10] Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), 85
[11]  Sugiyono, METODE. …, 118
[12]  Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT.Remaja rosdakarya, 2004), 57.
[13] W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2010), 78.
[14] S. Margono, Metodologi. …, 121
[15]  Ibid, 121-122
[16]  Sugiyono, METODE. …, 118-119
[17]  S. Margono, Metodologi. …, 125
[18]  Ibid
[19]  Sugiyono, METODE. …, 119
[20]  Ibid, 120
[21]  Ibid
[22] S. Margono, Metodologi. …, 126
[23] Ibid
[24] Sugiyono, METODE. …,120
[25] Ibid. 121
[26]  S. Margono, Metodologi. …, 127  
[27]  Sugiyono, METODE. …,121

Tidak ada komentar:

Posting Komentar