Sabtu, 24 Desember 2016

Peran keluarga dalam pendidikan anak



     Peran keluarga dalam pendidikan anak
a.       Pengaruh keluarga dalam perkembangan dan kemajuan anak
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Sadulloh, 2006: 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh (1983: 11) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989).
Zakiah Darajat (1996: 35) mengatakan:” Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan ini terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik  antara orang tua dan anak didik”.
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai – nilai religius, pribadi, dan lingkungan. M.I Soelaeman (Sadulloh, 2007:175-178) mengemukakan beberapa fungsi keluarga sebagai berikut;
1)      Fungsi Edukasi
Keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak – anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, mau dan mandiri,sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
2)      Fungsi sosialisasi anak
Keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar anak dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat) yang lebih luas, sehingga kehadirannya akan diterima bahkan mungkin bahkan dinantikan oleh masyarakat luas. Keluarga merupakan lembaga sosial dimana si anak mengadakan proses sosialisasi (belajar sosial atau mempelajari nilai – nilai sosial) yang pertama dalam kehidupannya.
3)      Fungsi proteksi
Keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai, dan tentram bagi seluruh anggota keluarga sehingga terpenuhi kebahagiaan batin, juga secara fisik keluarga harus melindungi anggota keluarganya supaya tidak kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, kesakitan, dll.
4)      Fungsi afeksi(perasaan)
Keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Selain itu keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antar anggotanya,sesuai dengan status peranan sosial masing – masing dalam kehidupan keluarga itu. Kasih sayang dan kehangatan yang diberikakn orangtua kalau terlalu berlebihan dapat memanjakan anak, sedangkan kalau terlalu kurang akan gersang atau kekeringan.
5)      Fungsi Religius 
Keluarga sebagai wahana pembangunan insan – insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berakhlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya. Disini orang tua berrperan sebagai penyampai, penyeleksi dan penafsir norma-norma dalam kehidupan sehari –hari.
6)      Fungsi ekonomi
Keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi,fisik dan maateriil yang sekaligus mendidik keluarga hidup efisien, ekonomis dan rasional. Fungsi ekonomi meliputi pencariaan nafkah, perencanaan, serta penggunaan atau pembelajarannya.
7)      Fungsi rekreasi
Keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah,ceria,hangat dan penuh semangat. Melaksanakan fungsi rekreasi oleh seluruh anggota keluarga sangat penting karena:
a)      Terjaminnya keseimbangan kepribadiaan anggota keluarga, dapat menghidari atau setidaknya akan dapat mengurangi ketegangan yang mudah timbul dalam keadaan lelah.
b)      Rasa aman dan santai yang ditimbulkan rekreasi mempermudah munculnya kesenanga lahir batin, muncul saling mengerti,memperkokoh kerukunan dan solidaritas serta saling memperhatikan kepentingan masing-masing.
c)      Rasa nyaman dan betah dalam keluarga menimbulkan rasa sayang dan rasa memiliki kepada keluarga, serta keinginan untuk memeliharanya secara bersama-sama.
d)     Menghormati serta memperhatikan kepentingan masing-masing anggota keluarga, diseratai dengan identifikasi terhadap norma yang berlaku dalam keluarga.
8)      Fungsi biologis
Keluarga sebagai wahana untuk menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya. Keluarga disini menjadi tempat untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan keterlindungan fisik seperti kesehatan,s andang, pangan dan papan dengan syarat-syarat tertentu sehingga keluarga memungkinkan seluruh anggotanya dapat hidup didalammya, sekurang-kurangnya dapat mempertahankan hidup.


b.      Strategi yang tepat untuk mewujudkan perkembangan anak diera digital.
Menyikapi adanya perkembangan teknologi dan informasi yang memicu adanya perubahan yang berpengaruh dalam keluarga. Selain itu berbagai dampak dari perkembangan teknologi dan informasi berimbas pada menurunya fungsi – fungsi pokok keluarga terutama terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga dapat menyikapi keadaan yang demikian berubah itu dengan tetap memperhatikan faktor – faktor yang dapat memicu instabilitas keluarga. Dengan teknologi sebaiknya keluarga selalu membimbing pada anak untuk tidak mensalah artikan dalam menggunakan teknologi tersebut sehingga tidak menganggu keutuhan jalinan komunikasi antar sesama anggota keluarga.  Sebaiknya keluarga harus bisa menyiasati semua itu dengan baik, dalam artian keluarga harus terus berusaha mengembangkan komunikasi yang efektif dan intim terhadap sesama anggota keluarga.
Dan pada intinya keluarga harus tetap memiliki jalinan komunikasi efektif yang terbentuk secara intensif dalam keluarga itu agar nantinya dapat tercipta hubungan interpersonal antar sesama anggota keluarga yang baik. Sehingga dengan komunikasi efektif itu keluarga akan bisa membentengi setiap pengaruh maupun masalah keluarga baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar