Sabtu, 24 Desember 2016

RESUM BUKU MEDIA PENGAJARAN

 
IDENTITAS BUKU

Judul          : MEDIA PENGAJARAN
Pengarang  : Dr. Nana Sudjana – Drs. Ahmad Rivai
Penerbit      : Sinar Baru Algesindo Offset, Bandung 2013.
Mengajar
Tebal          : 219 Halaman
Daftar isi   :  Bab 1 Penggunaan Media Pengajaran Dalam Proses Belajar         
Bab 2 Keterbacaan Visual Sebagai Media Pengajaran
Bab 3 Media Grafis (Grafika)
Bab 4 Gambar Fotografi
Bab 5 Media Proyeksi
Bab 6 Media Audio
Bab 7 Media Tiga Dimensi
Bab 8 Lingkungan Sebagai Media Pengajaran
Daftar Literatur
Riwayat Penulis






BAB I
PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

      A.    Kandungan Isi Bab 1
Kedudukan media pengajaran ada dalam metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dan lingkungannya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media penagjaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yaitu untuk menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh pengajar.
Melalui media pengajaran diharapkan dapat membantu mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat memprtinggi hasil belajar siswa.

      B.     Perbandingan  
Salah satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah penggunaan media secara efektif mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar (Hujair AH. Sanaky, 2009:1-2).
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang siswalah subyek utama dalam proses belajar (Usman, 2004:21).
Dalam sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan perlu dibantu dengan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan karena pekerjaan guru adalah pekerjaan professional yang membutuhkan kemampuan dan kewenangan (Hamalik, 1989: 4).


     C.     Kesimpulan
Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian lebih luas media pembelajran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.
Efektifitas penggunaan media pembelajaran adalah suatu usaha, sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan alat bantu (media) dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan.
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلا. سورة الإسراء: 42
Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.(QS. Al-Isra': 42).
Ayat diatas mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai keadaannya (termasuk di dalamnya keadaan alam sekitarnya) masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal yang dimaksud dapat tercapai.


BAB II
KETERBACAAN VISUAL SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN

      A.    Kandungan Isi Bab 2
Hasil penelitian tentang keterbacaan visual dihubungkan dengan hasil belajar. Hasilnya adalah bahwa visualisasi pesan pada kedua kutub, yang abstrak dan konkret membawa pengaruh yang sama terhadap hasil belajar siswa. Dapat dikatakan juga penggunaan gambar yang kurang jelas dapat membingungkan siswa. Begitu juga denagn gambar yang terlalu jelas dapat juga membingungkan siswa.
 Penggunaan media visual dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan keterbacaan visual untuk mencapai tujuannya yaitu pesan tersampaikan kepada murid dengan efektif. Untuk merancang media visual perlu memperhatikan susunannya yaitu kesederhanaan, keterpaduan, komposisi, penekanan, keseimbangan, ruang, tekstur, dan warna yang berguna untuk mempertinggi motivasi belajar dan daya tarik siswa.
      B.     Perbandingan
Menurut Fathurrohman (2007: 67) mengungkapkan bahwa : “media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slide foto, gambar atau lukisan dan cetakan.Ada pula media visual yang menampilkan gambir atau symbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun”.
Selanjutnya menurut Wibawa dan Mukti (1992: 27): “media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Media visual diam antara lain : foto, ilustrasi, flash card,  gmbar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai, transparansi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, overhead proyektor, stereo proyektor, mikro proyektor dan tachitoscopes. Serta grafis, bagan, diagram, poster, gambar kartun, peta dan globe.Sedangkan media visual gerak meliputigambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu, film kartun dan sebagainya”.
Media visual (Daryanto, 1993:27) artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bias dinikmati lewat panca indera mata.
Didalam islam juga dijelaskan tentang visualisasi terhadap apa-apa yang memang belum dapat dijangkau oleh akal kita.
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِناتِ يَسْعى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمانِهِمْ بُشْراكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ. سورة الْحَدِيدِ: 12
"Pada hari engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar didepan, dan disamping kanan mereka, (dan dikatakan kepada mereka) 'pada hari ini ada berita gembira untukmu, yaitu surge-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai…". (QS. Al Hadid: 12).
Dalam ayat ini lafadz "ترى " bermakna melihat, karena kita belum dapat melihat kondisi surga yang sebenarnya maka dalam ayat ini Alloh memerintahkan orang iman bervisualisasi akan surga.
      
C.     Kesimpulan
Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung di dalamnya. Tampilnya lambang-lambang visual untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan para siswa lebih mudah memahami makna pesan yang dibicarakan dalam proses pengajaran.
Tampilan lambang-lambang visual untuk memperjelas lambing verbal memungkinkan para siswa lebih mudah memahami makna pesan yang dibicarakan dalam proses pengajaran, Hal ini disebabkan bahwa visualisasi mencoba menggambarkan hakikat suatu pesan dalam bentuk yang menyerupai keadaan yang sebenarnya atau realisme.


BAB III
MEDIA GRAFIS (GRAFIKA)

      A.    Kandungan Isi Bab 3
Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagsan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi penggunaan kata-kata dan gambar-gambar. Penggunaan media grafis ini memiliki hubunagn satu sama lain dari masing-masing komponennya.
Jenis dari media dan merupkan komponen dari media grafis adalah bagan, diagaram, grafik, poster, kartun, dan komik. Setiap komponen tersebut memiliki kelebiahn masing-masing dan memiliki keunikan terutama dalam panggunaannya dalam proses belajar mengajar.
      
B.     Perbandingan
Nana Sudjana dkk (2009: 19-20) mendefinisikan Istilah grapich atau garphics adalah material yang mempunyai arti yang luas, bukan hanhya sekedar menggambar. Dalam bahasa Yunani, Graphikos mengandung pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat, graphics diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang ifektif.
Sedangkan Sadiman (1996: 28-29) Secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, menjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak digarafiskan.
Pandangan al-Qur’an terhadap media dan alat pembelajaran, antara lain dapat dilihat dalam kandungan surat al-Maidah ayat 31:
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ. سورة المائدة: 31
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS. Al-Maidah: 31).
Sebagian mufassir menjelaskan bahwa setelah Qobil mengamati apa yang dilakukan oleh burung gagak dan mendapatkan pelajaran darinya, dia berkata:” Aduhai celaka besar, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak itu, lalu menguburkan mayat saudaraku (untuk menutupi bau busuk yang ditimbulkannya)?. Karena itu dia menjadi orang yang menyesal akibat kebodohannya, kecuali sesudah belajar dari peristiwa gagak (Shihab: 2002: 97-98).
Peristiwa ini menjadi indikasi bahwa telah terjadi proses pembelajaran yang menggunakan media belajar berupa fenomena alam, dengan pengetahuan mengenali sifat, karakteristik dan perilaku alam.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sejak masa Nabi Adam as. (Manusia pada saat awal kehadirannya) proses pembelajaran sudah menggunakan media belajar yang telah sampai pada tahap praeksplorasi fenomena alam, dengan pengetahuan mengenali sifat, karakteristik dan perilaku alam.
      
      C.     Kesimpulan
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang dipakain menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan dismapaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkikan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecaoan, maupun penciuman atau kesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar.

BAB IV
GAMBAR FOTOGRAFI

       A.    Kandungan Isi Bab 4
Gambar fotografi yang dimaksud adalh hasil dari foto kamera. Pada dasranya memotret adalah menggambar dengan cahaya. Oleh karena, itu perlu mengetahui tiga macam kombinasi variabel yang serasi. Kombinasi variabel tersebut adalah jarak, diafragma, dan kecepatan. Gambar memiliki sifat dua dimensi. Gambar dua dimensi memiliki karakteristik yamg berguna untuk memperoleh keuntungan dalam keefektifitasan proses belajar mengajar.
 Karakteristiknya adalah bersifat dua dimensi, sehinga perlu ditambahkan unsur tiga dimensinya agar kesan yang timbul jelas. Bersifat diam, sehingga sesuai untuk mengungkapkan fakta yang aktual. Bersifat rekaman fakta, sesuai untuk tujuan pengajaran yang mengungkapkan rincian fotografis yang memerlukan ketelitian dalam pengambilan gambar. Berkesan hidup, karena media memerlukan sentuhan komposisi, keseimbangan, titik perhatian, pewarnaan dan kualitas teknik.
      
B.     Perbandingan
Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman (1981: 94) mengatakan bahwa fotografi berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut: foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis jadi arti fotografi secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya.
Rosululloh  SAW bersabda;
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ خَلْقَهُ فِى ظُلْمَةٍ فَأَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ ذَلِكَ النُّورِ اهْتَدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ. رواه الترمذي
“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, kemudian Allah memberi cahaya-Nya kepada mereka. Barang siapa mendapat cahaya-Nya pada saat itu, berarti ia telah mendapat petunjuk dan barang siapa tidak mendapatkannya berarti ia telah sesat" (HR. at-Tirmidzi)
      
      C.     Kesimpulan
Fotografi merupakan bahasa visual atau gambar yang dalam proses pembuatannya didukung oleh satuan sosial dalam memindahkan bentuk alam benda nyata kedalam citra/gambar dua dimensi berupa foto(statis). Fotografi ada, karena ada faktor pendukung keilmuan fotografi yang merupakan gabungan satu kesatuan dari beberapa ilmu: diantaranya ilmu alam, ilmu kimia, mekanika, elektronika dan seni. Tanpa dukungan faktor-faktor tersebut, mustahil fotografi akan ada.

BAB V
MEDIA PROYEKSI

      A.    Kandungan Isi Bab 5
Media proyeksi ini yang dimaksud adalah media-media yang bersifat memproyeksiakn pesan yang akan disampaikan. Seperti Overhead projector (OHP), Manfaat dari OHP dalam pengajaran adalah mempertahankan komunikasi tatap muka antara guru dan murid. OHP memiliki kelemahan yaitu pemborosan ruang dan waktu dalam penggunaannya dalam menyampaikan pesan. Media yang kedua adalah slides and strips. Media ini lebih memiliki kelebihan dibanding dengan OHP. Media ini mampu membangkitkan semangat belajar siswa dan mampu mendorong siswa untuk bereksperimen.
Media ini mampu mewujudkan yang semula abstrak menjadi nyata. Namun demikian guru perlu memperhatikan materi terhadap relevansi pemilhan slides yang sesuai. Kedua media ini merupakan media yang sering di gunakan guru  dalam menyampaikan pesan dari materi yang di ajarkan.
      
      B.     Perbandingan
Arif Sadiman dkk (1986: 208), menjelaskan OHP (Overhead Projector), merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan materi pengajaran. Berbagai materi pengajaran bisa diproyeksikan, termasuk potong­an karton, objek kecil dan berbagai jenis transparan. Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP adalah peralatan yang paling sederhana. Karena peralatan ini hanya menggunakan sistem optik (lensa-lensa) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu proyektor). OHP berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan) transparasi.
Adapun Nasution (1982: 122) menjelaskan bahwa OHP dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada lembaran plastik transparan. Guru dapat membuat tulisan, catatan atau gambar pada lembaran transparan itu seperti yang dapat dilakukannya pada papan tulis dan dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.
Sedangkan Pawit Yususf (1990: 97) menjelaskan Media transparansi merupakan satu atau beberapa lembar plastik bening yang berisi tulisan, gambar, atau lambang-lambang lainnya yang berkaitan dengan isi pesan untuk disajikan oleh penyaji.
      
      C.     Kesimpulan
Media Proyeksi merupakan salah satu media yang terklasifikasi pada media visual. Media ini memberikan rangsangan-rangsangan visual yaitu melalui indera penglihatan. Media ini langsung berinteraksi dengan pesan yang ingin disampaikan. Masksud pesan disini tentu saja materi pelajaran yang akan disampaikan. Jadi dengan media proyeksi, materi tersebut dapat terserap dengan baik.
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan.


BAB VI
MEDIA AUDIO

       A.    Kandungan Isi Bab 6
Pengertian media audio sebagai pembelajaran adalah sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Pengembangan media ini sama seperti media yang lainnya nyaitu memperhatikan tiga aspek utama yang meliputi kegiatan perencanaan, produksi, dan evaluasi. Manfaat dari edia ini adalah untuk melatih berbahasa asing, pembelajaran yang berlandaskan pada musik, belajar jarak jauh, dan belajar mandiri.
      
     B.     Perbandingan
Media Audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambing-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (2003:129) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
Rosululloh didalam memberikan penekanan terhadap para shahabatnya juga menggunakan bahasa yang berbeda dengan biasanya. Seperti dijelaskan oleh shahabat 'Irbadl bin Sariyah;
قَامَ فِينَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ، فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ، وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ. رواه ابن ماجة
Pada suatu hari Rasulullah SAW berdiri memberikan nasehat (pengarahan) pada kami, dengan nasehat yang jelas, menjadikan hati kami merasa takut hingga keluar air mata kami karenanya”. (HR. Ibnu Majah) 
      
      C.     Kesimpulan
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan melalui media audio berupa lambang-lambang auditif baik verbal maupun nonverbal.
Pesan atau informasi yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect.Media audio diartikan sebagai media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema.


BAB VII
MEDIA TIGA DIMENSI

       A.    Kandungan Isi Bab 7
Media tiga dimensi berimplementasi pada penggambaran objek yang hidup maupun yang tidak. Oleh karenanya modal berpengaruh dalam membantu proses komunikasi dari berbagai benda, baik yanng terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh ataupun terlalu dekat sehingga dapat tersampaikan kepada siswa dan di pahami oleh siswa.
Sebuah model dapat dibuat untuk memperlihatkan karaktersistik bagian luar saja, misalnya solid model atau struktur bagian dalam objek misalnya cutaway model, urutan bagian misalnya build-up model, cara kerja misalnya working model, dan aspek lain dari benda nyata. Diorama dan bineka merupakan variasi bentuk model untuk menggambarkan wujud aslinya.
Penggunaan media tiga dimensi dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk memperkenalkan suatu pelajaran tertentu, proses kerja suatu objek tertentu, serta bagian lain yang perlu di perhatikan.
      
      B.     Perbandingan
Duncan dalam Sadiman (1993:22), dengan mendasarkan pada hirarki pemanfaatannya, mengklasifikasikan media tiga dimensi ke dalam kelompok media realita, mencakup pameran dinding dan model.
Sedangkan Briggs dalam Sadiman (1993:24), menggolongkan media tiga dimensi ke dalam kelompok media menurut hirarki pemanfaatannya obyek dan model.
Rasulullah saw seorang pendidik yang sangat memahami metode yang baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada manusia, beliau menjelaskan suatu informasi melalui media agar lebih mudah dipahami dan diserap oleh akal dan jiwa.

عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : خَطَّ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَّا مُرَبَّعًا , وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ,وَخَطَّ خُطُطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ
 مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ, وَقَالَ: (هَذَا الْإِ نْسَانُ, وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيْطَ بِهِ- أَوْ :
قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ, وَهَذِهِ الْخُطُطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ,فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا , نَهَشَهُ هَذَا, وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا , نَهَشَهُ هَذَا) (رواه البخارى)

“Nabi S.a.w membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda: “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR. Bukhari)
      
      C.     Kesimpulan
Media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi / tebal. Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu  berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.


BAB VIII
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN

      A.    Kandungan Isi Bab 8
Lingkungan sebagai wadah untuk siswa belajar dapat di maksimalkan untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar di sekolah. Aturan untuk belajar di lingkungan adalah dengan survey, berkemah, karya wisata pendidikan, praktik lapangan, pelayanan pada masyarakat, dan manusia sebagai sumber belajar. Ada tiga macam lingkungan belajar yaitu lingkungan sosial, lingkungan alami, dan lingkungan buatan.
Tahapan untuk melaksanakan belajar di lingkunga ada tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahapan tinadak lanjut. Dalam pelaksanaannya perlu adanya pengawasan dari guru. Namun dalam laporan pertanggung jawaban adalah tanggung jawab dari murid. Sedangkan evaluasi adalah milik guru dan murid.
      
      B.     Perbandingan  
Munadi (2008: 31-32) menjelaskan, Kondisi lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap proses dan hasil belajar. Sehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi lingkungan, lingkungan ini dapat di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan social. Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembapan, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan social adalah yang berkaitan dengan interaksi manusia. Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan siswa di lapangan. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lrngkungan yang kondusif untuk belajar.
Untuk menciptakan lingkungan pendidikan masyarakat yang baik, maka perlu adanya karakter yang baik dari setiap individu hendaknya setiap individu menghormati individu yang lain dengan berusaha menjaga hubungan yang baik. Maka haruslah menghindari hasud (iri, dengki), saling curiga, saling berpaling, serta mengganggu hak orang lain. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ أَحَدُكُمْ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَاهُنَا - وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ -، حَسْبُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ ". رواه أحمد
"Janganlah saling menghasud, janganlah saling mencari kessalahan ,janganlah saling membenci, janganlah saling  membelakangi, janganlah salah seorang dari kalian menjual atas dagangan saudaranya, jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, janganlah dia mendzhaliminya, janganlah dia merendahkannya, janganlah dia menghinanya, sesungguhnya taqwa itu ada disini (seraya nabi memberi isyarat dengan meletakkan tangannya di dadanya sebanyak tiga kali), telah cukup keburukan seorang muslim yang menghina saudara muslimnya, setiap muslim diharamkan atas muslim lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya". (H.R. Ahmad)

       C.     Kesimpulan
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar, Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pemngetahuan siswa kerena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Jadi, kapan saja dan di mana saja, ketika ada interaksi anatara pebelajar dengan sumber belajar. Tentu saja guru bukan satu-satunya sumber belajar. Apapun, baik lingkungan, nuansa, alat, bahan-bahan lain bisa berfungsi sebagai sumber belajar.
Lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu siswa berinteraksi dengan manusia lain adan dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Jenis lingkungan yang digunakan sebagai sumber belajar diantaranya, lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu melalui survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktik lapangan, nara sumber, dan pelayanan pada masyarakat. Supaya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat berhasil secara maksimal.

ANALISIS BUKU

      A.    Kesimpulan Buku
Upaya meningkatkan kualitas Pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Karena guru lah yang membina para siswa di sekolah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Namun mengupayakan kualitas Pendidikan ini bukanlah hal yang mudah. Dan buku ini akan memberikan gambaran dan memperkaya wawasan guru untuk memilih, merancang dan menggunakan media pengajaran yang efektif sebagai salah satu upaya yang dimaksud.
Saat proses belajar – mengajar, guru akan mengambil alih seluruh kelas dan menjadi satu titik yang menjadi pusat pengendali keadaan belajar siswa. Ini adalah sebuah tantangan bagaimana agar siswa selalu tetap fokus dan tertarik, bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar. Tidak heran, saat guru mengajar di kelas suasana kelas mulai tidak kondusif dan membosankan, siswa akan mengalihkan perhatian mereka pada hal lain seperti mengobrol dengan temannya, melamun, mencoret – coret buku catatan, dan sebagainya. Itu adalah realita yang sudah sering terjadi. Lalu bagaimanakah agar guru bisa mengurangi dan bahkan mencegah hal – hal yang telah disebutkan tadi terjadi?
Hal ini menjadi suatu topik yang perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut. Karena dari masa ke masa hal ini akan terus terjadi. Dari pengkajian hal tersebut muncullah ide dan inovasi dalam proses belajar mengajar, yaitu dengan cara menginovasi gaya belajar dengan melibatkan media – media yang menunjang untuk kegiatan belajar. Media pengajaran ini dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil hasil belajar yang dicapainya.
Dalam bukunya Dr. Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Rivai menjelaskan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajara siswa, diantaranya:
1.      Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2.      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajran lebih baik;
3.      Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata – mata komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata dari guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
4.      Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain – lain.
Dalam bukunya penulis menyampaikan penellitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar sampai kepada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar para siswa menunjukan perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Melalui bukunya penulis menyampaikan bahwa melalui media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi media grafis, media proyeksi, media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran.
Buku ini secara jelas menorehkan  tujuan ditulisnya buku ini yakni mencoba menjelaskan media pengajaran baik yang berkenaan dengan penggunaannya dalam proses belajar – mengajar maupun pembuatannya sepanjang dimungkinkan oleh para guru.

       B.     Pelajaran yang dapat diambil
Kemajuan suatu Negara salah satu unsur yang menopang adalah pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa, cerdas secara jasmani dan rohani. Bukan hanya intelektual tapi cerdas emosional dan spiritual yang membawa hidupnya pada kebaikan. Upaya untuk meningkatkan pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab guru, yang membina serta menanamkan nilai pada anak ketika di Sekolah. Agar apa yang disampaikan guru itu efektif, tentu butuh kiat-kiat dan variasi agar pembelajaran tidak membosankan.
Sehubungan dengan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, para tenaga pengajar atau guru perlu cermat dalam pemilihan dan atau penetapan media yang akan digunakannya. Kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Disamping itu juga kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Kecermatan dan ketepatan dalam memilih media pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor seperti luas sempitnya pengetahuan dan pemahaman tenaga pengajar tentag kriteria dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan serta prosedur pemilihan media pembelajaran.

      C.     Kelebihan dan kekurangan
Bobot yang terkandung dalam buku ini bahwa buku ini memang pantas menjadi traffic light bagi para pendidik karena mengingat proses pembelajaran berjalan dengan samar seperti angin yang berhembus menggoyangkan pucuk pepohonan, mudah dilihat akan tetapi sangat sulit menagkalnya, sehingga buku ini hadir ketangan pembaca sebagai penunjuk jalan, paling tidak pembaca dapat memperoleh gamabaran tentang metode pembelajaran yang lebih menarik yang kerap kali dilakukan oleh para pendidik.
Memang dalam buku ini tidak ada pengkhususan untuk mata pelajaran tertentu, alangkah lebih baiknya jika dicontohkan secara gamblang bagaimana pemanfaatan untuk 1 mata pelajaran. Juga sajian buku yang menggunakan kertas buram, menimbulkan kesan lusuh/tua sehingga “agak” mengurangi semangat membaca.
Tapi diluar itu semua, buku ini dapat sebagai pedoman untuk para pengajar sebagai pemilihan media pembelajaran. Namun untuk memilih media yang cocok harus memperhatikan objeknya dan mengkorelasikan terhadap media yang akan di gunakan untuk mengajar.

REFERENSI TAMBAHAN

1.      Amir Hamzah Suleiman. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia. 1981.
2.      Arif  Sadiman dkk, Media Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986.
3.      Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet. 4, 1996.
4.      Arief S. Sadiman. dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada. 2005
5.      Basyirudin Usman dan Asnawir. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra
Utama. 2002.
6.      Basuki Wibawa dan Farida Mukti. Media Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. 1992.
7.      Daryanto. Media Visual untuk Pengajaran Teknik. Bandung: Tarsito. 1993.
8.      Eko Susilo Madyo dan Kasihadi. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar
Offset. 1985.
9.      Hujair Sanaky AH. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. 2009.
10.  Nana Sudjana dkk, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, cet. 8, 2009.
11.  Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. 2010.
12.  Nasution, Teknologi Pendidikan. Bandung: CV Jemars, 1982.
13.  Pawit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1990.
14.  Oemar Hamalik. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.1989
15.  Pupuh Fathurrohman. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama. 2007.
16.  Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008.


1 komentar: