Sabtu, 24 Desember 2016

Metodologi Pembelajaran PAI



      Pengertian metode dan metodologi pembelajaran PAI
a.      Pengertian metode pembelajaran PAI
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.
Menurut Wina Senjaya dalam Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan (2008: 147) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir dalam Metodologi Pengajaran Agama Islam (2008: 9) Metode pembelajaran agama Islam adalah cara yang paling efektif dan efisen dalam mengajarkan agama Islam. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat di pahami murid secara sempurna.
Dan menurut Al-Toumy Al-Syaibany dalam Falsafah Pendidikan Islam (1980:399) metode pendidikan pembelajaran Islam adalah segala kegiatan terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran agama seperti akidah, akhlak, tauhid, fiqih dan sebagainya.

Berdasarkan defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode Pembelajaran Agama Islam adalah jalan atau cara yang diterapkan dalam proses belajar mengajar agama Islam, guna tercapainya tujuan dan cita-cita pendidikan Islam.

b.      Pengertian metodologi pembelajaran PAI
Menurut Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan agama Islam (2012: 4) Metodologi adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran
Menurut M. Arifin dalam Ilmu Pendidikan Islam (2008: 65) Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik.
Menurut  Hidayat Syah dalam Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif (2010: 13) Metodologi dapat diartikan; Suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan metode, peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.
Sedangkan Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 741), adalah ilmu tetang metode, uraian tentang metode.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran PAI adalah jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan pendidikan PAI. Sedangkan metodologi pembelajaran PAI adalah sesuatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik dalam PAI.
      
      Pengertian metode ceramah, kelebihan dan kelemahannya
a.      Pengertian metode ceramah
Menurut Suryono dalam Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA (1992: 99); Metode ceramah adalah Penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan  kepada murid-muridnya.
Menurut  Roestiyah N.K dalam Strategi Belajar Mengajar (2001: 137); Metode ceramah adalah Suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Menurut Team Didaktik Metodik dalam Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM (1995: 39); Metode ceramah adalah Penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas.
Menurut Sudirman dalam Prinsip - Prinsip Pengeloloaan Sumber Belajar (1991: 113) metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ceramah ialah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan atau penuturan lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.

b.      Kelebihan dan kekurangan metode ceramah
1)      Kelebihan metode ceramah menurut Wina Sanjaya dalam Metodologi Pendidikan Islam (2006: 148);
a)      Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah, murah maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan persiapan yang rumit;
b)      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya saja oleh guru;
c)      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan, artinya guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang perlu ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingindicapai;
d)      Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena kelas merupakan tanggung jawab guru yang ceramah;
e)      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

Dengan demikian, Kelebihan metode ini adalah metode ini murah dan mudah dilakukan guru dengan hanya bermodal suara yang ada. Materi yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya saja dalam waktu singkat. Sedangkan materi yang sedikit, dapat disampaikan dalam waktu agak panjang dengan memberikan berbagai contoh dan dikaitkan dengan hal-hal yang lain. Guru juga dapat dengan mudah menguasai kelas dan organisasi siswa dapat diatur menjadi lebih sederhana.


2)      Kelemahan Metode ceramah menurut Wina Sanjaya dalam Metodologi Pendidikan Islam (2006: 148);
a)      Materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada yang dikuasai guru;
b)      Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme;
c)      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan;
d)      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
Dengan demikian, Kekurangan metode ini adalah jika terlalu sering menggunakan metode ini dapat membuat kebiasaan yang kurang baik, yaitu siswa selalu ingin diceramahi. Informasi yang diceramahkan mudah usang. Tidak semua siswa mempunyai daya tangkap yang tajam. Sering terjadi dari apa yang dijelaskan guru, hanya sebagian siswa yang dapat memahami apa yang diberikan. Metode ini juga kurang merangsang perkembangan kreativitas dan keterampilan bagi siswa, karena siswa hanya dibina menerima informasi saja, tidak dibiasakan mencari dan mengolah informasi.


  
    Usaha-usaha yang harus dilaksanakan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam metode ceramah menurut Ramayulis (1990: 118-119) adalah:
a.      Memberi penjelasan dengan memberikan keterangan-keterangan, dengan gerak-gerik, dengan memberikan contoh atau dengan enggunakan alat peraga.
b.      Selingilah metode ceramah dengan metode yang lain.
c.       Susunlah ceramah itu secara sistematis
d.      Penggunaan alat-alat pelajaran visual untuk mepelajari penyajian seperti:
1)      Papan tulis dan alat-alat teknis papan tulis
2)      Alat pelajaran dua dimensi: Grafik, bagan dan lain-lainnya.
3)      Alat pengajaran tiga dimensi: model, market spesiment (bagian dari benda dan sebagainya)
4)      Gambar-bambar
5)      Alat-alat pelajaran visual di atas proyeksi, baik dengan menggunakan diskop atau epidiskop

 
      Prinsip-prinsip mengajar
Menurut Slameto dalam Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (2010: 35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar yakni :
a.      Perhatian
Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan. Perhatian guru akan dapat mengembangkan bakat siswa.
b.      Aktivitas
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Sehingga pelajaran dapat berkesan dan tidak berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.
c.       Apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan diterimanya.
d.      Peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan. Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan. Juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di dalam jiwanya.
e.      Repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak mudah dilupakan.
f.        Korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan hidup semua ilmu atau pengetahuan itu saling berkaitan. Diupayakan hubungan itu dapat diterima akal, dapat dimengerti, sehingga memperluas pengetahuan siswa itu sendiri.
g.      Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran bisa luas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas tetapi mendalam. Dengan demikian siswa dapat melihat hubungan pelajaran yang satu dengan lainnya saling berhubungan, menyebabkan siswa memperoleh kesatuan pelajaran yang bulat dan utuh.
h.      Sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman lainnya. Siswa disamping sebagai individu juga mempunyai sisi sosial yang perlu dikembangkan. Bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan cara berpikir mereka dalam memecahkan masalah.
i.        Individualisasi.
Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana masing-masing mempunyai perbedaan khas. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa (secara individu), agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
j.        Evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Dengan evaluasi guru juga dapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa mengalami kesulitan belajar. Dan juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar